Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran
Satria menekankan bahwa jika komposisi kabinet ditentukan bukan berdasarkan kapasitas atau keahlian di bidangnya, melainkan sekadar untuk pembagian kekuasaan, hal ini dapat menimbulkan masalah dalam pemerintahan.
“Artinya, politik akomodatif ini menjadi tantangan serius ketika misi pemerintahan nantinya akan terpecah dan tidak berada dalam satu koordinasi yang utuh,” tuturnya.
Dengan susunan kabinet seperti itu, ia juga meragukan sejauh mana target politik yang diungkapkan oleh Prabowo-Gibran selama kampanye dapat dicapai dengan adanya kabinet yang besar ini.
“Nah, ini juga berkaitan dengan nomenklatur, di mana ada sisi positif dan negatifnya,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Prabowo-Gibran dilaporkan akan melakukan pembagian beberapa kementerian. Contohnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang sebelumnya digabungkan, akan dibagi menjadi Kementerian Pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, serta Kementerian Kebudayaan yang terpisah.
Selain itu, terdapat laporan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga akan memisahkan fungsi kementerian lingkungan hidup dan kehutanan, di samping beberapa kementerian lainnya.
Mereka menganggap bahwa situasi ini akan menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi kelangsungan pemerintahan dalam lima tahun ke depan. (*)
Penulis Amanat Solikah Editor Azrohal Hasan