Zam zam Al Barra (keempat dari kanan, berpeci) ketika menerima penghargaan Juara Pidato Bahasa Inggris ME Awards 2024, Ahad (20/10/2024). (Rozzaq/PWMU.CO).
PWMU.CO – Zam zam Al Bara, santri kelas 8 SMP SPEAM Pasuruan, berhasil meraih juara umum dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris pada ajang Muhammadiyah Education Awards 2024.
Lebih lanjut, acara tersebut berlangsung di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, pada Ahad (20/10/2024).
Saat mendapat pertanyaan mengenai motivasinya mengikuti lomba, Zam zam menyampaikan motivasinya tersebut. “Saya ingin membahagiakan orang tua dan menguji mental saya” ujarnya.
Kesulitan Terbesar
Untuk persiapan, Zam zam menulis teks pidatonya dan mengikuti bimbingan intensif dari Ustadzah Riescha Zubaidah, guru pengajarnya.
Namun, persiapan tersebut bukan tanpa tantangan. “Kesulitan terbesar saya adalah mengatur waktu latihan, karena bersamaan dengan persiapan kegiatan pentas seni santri, lomba story telling, dan lomba news reading” jelasnya.
Meski demikian, Zam zam berhasil menyelesaikan persiapan pidato dengan baik.
Pidato yang Zam zam sampaikan berjudul “Bagaimana Menjadi Pemimpin Muhammadiyah di Masa Depan”. Ini merupakan sebuah topik yang ia pilih berdasarkan saran dari Ustadz Dr. Taufiqullah Ahmady, Kepala Divisi Kema’hadan SPEAM.
Saat mendengar pengumuman sebagai pemenang, Zam zam mengaku kaget dan tidak percaya. “Nama juara diumumkan dari peringkat bawah peraih Special Award, baru kemudian juara umum, dan saya benar-benar tidak menyangka akan meraih juara 1” katanya.
‘Santri Perlu Berkomunikasi dengan Masyarakat Dunia’
Selama lomba, Zam zam merasa tampil di depan peserta lain dan menyimak tema yang dibawakan oleh peserta lain menjadi momen paling berkesan.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ustadzah Riescha Zubaidah yang telah membimbingnya.
Selain itu, juga Ustadz Dr. Taufiqullah Ahmady yang mengarahkan pemilihan topik, serta orang tua dan kakaknya, Sabili Ainul Kafuur, yang datang langsung ke lokasi untuk memberikan dukungan.
Zam zam menekankan pentingnya menguasai bahasa Inggris di era globalisasi. “Santri perlu bisa berkomunikasi dengan masyarakat dunia,” tuturnya.
Setelah kemenangan ini, ia menargetkan juara umum di Festival Bahasa Al Yasini tahun depan.
Sebagai penutup, Zam zam memberikan pesan kepada teman-temannya yang ingin mengikuti jejaknya. “Jangan malu, anggap penonton seperti batu. Kalau dipikirkan, nanti bisa nge-blank (kondisi sulit mengingat sesuatu)” ujarnya.
Penulis Rozzaqul Hasan, Editor Danar Trivasya Fikri