Oleh: Nurbani Yusuf (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Wisata Batu 2010-2018)
PWMU.CO – Ada 14 kader, empat diantaranya di departemen yang sama,
Apakah ini bukti bahwa Presiden Prabowo percaya dengan Muhammadiyah ?
Terlalu jauh, saya sebagai jamaah Muhammadiyah di ranting bawah, hanya mau bilang “Matursuwun atas kepercayaan, semoga kader-kader Muhammadiyah amanah dan tidak mengecewakan.”
Qadarullah, siapa sangka menteri Prof Abdul Mu’ti dan Wamen Fajar Riza Ul Haq di ke-Mendikdasmen dan Menteri Raja Juli Antoni dan Wamen Sulaiman Umar di Departemen Kehutanan adalah kader-kader terbaik di Persyarikatan di departemen yang kebetulan sama.
Ada kader struktural yang sedang menjabat, ada kader struktural yang sudah purna menjabat bahkan ada jamaah Muhammadiyah yang tidak pernah menjadi pengurus, tidak pernah menjadi pimpinan bahkan mungkin tak punya nomor anggota tapi subuhan di masjid Muhammadiyah yang tidak pakai qunut, tidak ikut tahlilan, mewakafkan tanahnya untuk Muhammadiyah, zakat infaqnya di Lazismu, ia tak pernah disebut kader.
Teringat pesan Buya Syafi’i Ma’arif, “Muhammadiyah adalah rumah besar, tugas pimpinan yang sedang menjabat adalah merawat, menggembala atau ngemong semua kader di berbagai level, bahkan dengan para sesepuh yang sudah purna atau jamaah yang tidak menjadi pimpinan atau pengurus. Tugas Pimpinan Muhammadiyah bukan hanya bikin amal usaha, merawat jamaah tak kalah utama.”
Tugas Pimpinan yang Menjabat
Salah satu tugas pimpinan Muhammadiyah yang sedang menjabat adalah memastikan semua jamaah nyaman dan aman ber-Muhammadiyah, tidak mengalami intimidasi atau perkusi, tidak meragukan ke-Muhammadiyahan jamaahnya dengan berbagai dalih, Muhammadiyah adalah organisasi sukarela jangan memaksakan kehendak pribadi.
Para pejebat struktural Muhammadiyah yang sudah purna karena masa jabatan yang dibatasi, tetaplah sebagai Muhammadiyah meski ada sebagian yang berdiaspora di tempat lain karena tenaga dan pikiranya tidak dibutuhkan lagi di persyarikatan, itulah makna menggembala yang sesungguhnya. InsyaAllah hati dan pikirannya tetap Muhammadiyah.
Di Muhammadiyah ada ribuan, seperti Prof Amien Rais yang purna sebagai struktural mengabdikan diri di Partai. Ribuan, Prof Din Syamsuddin kader yang bermula dari IPNU atau NU. Ribuan, seperti Pak AR Fakhruddin kader Muhammadiyah handal berbasis ranting. Pak AR bukan aktivis Pemuda atau IMM atau HW atau Tapak Suci. Semuanya adalah Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah rumah besar pastikan semua jamaah nyaman, aman dan masuk surga bareng-bareng, tanpa saling meragukan, tetap bahagia bersama jangan ragukan ke-Muhammadiyahan para mantan . (*)
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan