PWMU.CO – RSU Aminah Blitar mengadakan kegiatan Round Table Discussion (RTD) yang bertajuk ‘Thinking Beyond for Dengue Prevention’ pada Kamis (17/10/2024).
Acara yang digelar di Warung Kuning (Warning) ini merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Komite Keperawatan RSU Aminah Blitar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tenaga medis tentang pencegahan demam berdarah.
Kegiatan RTD ini menghadirkan narasumber utama yaitu Dokter Spesial Anak, dr Hanin Najahah SpA yang memberikan pemaparan lengkap tentang berbagai aspek penting dalam pencegahan dan penanganan demam berdarah.
RTD ini dihadiri oleh tenaga medis dari RSU Aminah Blitar, termasuk perawat dan dokter umum. Panitia acara, Yuliati berharap dengan adanya kegiatan ini, nantinya dapat memberikan dampak yang signifikan bagi para tenaga medis, utamanya dalam upaya menghadapi ancaman demam berdarah yang kerap muncul di tengah masyarakat, khususnya di musim hujan.
Dalam sambutannya, Yuliati menyatakan bahwa adanya RTD ini juga untuk memastikan kesiapan tenaga medis dalam menangani dan mencegah penyebaran demam berdarah.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi para tenaga medis RSU Aminah Blitar, sehingga mereka bisa lebih siap dalam menangani dan mencegah penyebaran demam berdarah di masa mendatang. Kami ingin memastikan bahwa setiap anggota tim medis memiliki pemahaman yang mendalam terkait pencegahan penyakit ini, serta tahu langkah-langkah yang harus dilakukan saat ada situasi darurat,” jelasnya.
Pemberian Materi Tentang Demam Berdarah
Sebagai pemateri utama dalam kegiatan ini, dr Hanin memberikan penjelasan yang mendetail terkait dengan demam berdarah. Ia menjelaskan tentang definisi penyakit ini, bagaimana proses penularannya, dampak gigitan nyamuk Aedes aegypti, serta lama masa inkubasi virus di dalam tubuh manusia.
“Demam berdarah merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Masa inkubasi virus ini berkisar antara 4 hingga 10 hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi,” terang dr Hanin dalam penjelasannya.
Ia juga menegaskan untuk tetap waspada pada saat musim hujan karena populasi nyamuk Aedes aegypti cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena pada saat musim hujan, lingkungan akan lembap sehingga mendukung perkembangbiakan nyamuk tersebut. Oleh karena itu, pencegahan secara proaktif harus dilakukan, baik melalui pengendalian lingkungan maupun tindakan medis.
Memberikan Materi Tentang Demam Berdarah
Salah satu topik utama yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah pentingnya vaksinasi demam berdarah. dr Hanin menekankan bahwasanya vaksinasi merupakan langkah preventif yang sangat penting, terutama di daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi seperti Blitar.
“Vaksinasi demam berdarah sangat diperlukan, terutama menjelang musim hujan karena angka penularan penyakit ini cenderung meningkat. Dengan adanya vaksinasi, kita dapat memberikan perlindungan lebih kepada masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang rentan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi berulang yang berpotensi memperparah kondisi penderita, terutama mereka yang pernah terinfeksi sebelumnya.
Selain membahas vaksinasi, dr Hanin juga menjelaskan upaya-upaya lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M) hingga pentingnya penggunaan obat antinyamuk dan kelambu bagi mereka yang tinggal di daerah yang memiliki risiko penularan demam berdarah yang tinggi.