Oleh: Zainul Muslimin (Bendahara PWM Jatim)
PWMU CO – Sebagai warga Muhammadiyah, yang setidaknya terwujud melalui kepemilikan Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah (KTAM), saya merasa bangga dan bahagia ketika melihat pimpinan dan kader Muhammadiyah terpilih menjadi anggota kabinet Merah Putih.
Momen ini menandakan bahwa kita memiliki representasi dalam pemerintahan yang berkomitmen pada nilai-nilai Muhammadiyah, meskipun tidak ada keuntungan materi yang kita peroleh dari hal tersebut. Ini adalah bentuk cinta dan dedikasi kita kepada organisasi dan bangsa.
Tadi malam, setelah melaksanakan shalat isya, saya bertemu dengan Mas Harsono, seorang pensiunan polisi yang dulunya menjabat sebagai Kanitserse di salah satu Polsek Sidoarjo.
Setelah pensiun, beliau sangat aktif dalam menjalankan ibadah, termasuk shalat lima waktu dan pengajian di masjid.
Beliau pernah berkata kepada saya, “Pak Zainul, aku saiki uwis iso ngaji. Lek nggak percoyo, sampeyan tes aku.” Mas Harsono merasa tertantang setelah melihat putri pertamanya lulus ujian Qira’ati di masjid.
Saya kemudian mengatakan kepadanya, “Sampeyan iso tah Mas Har ngaji koyo’ Kinan,” merujuk pada nama putrinya.
Beliau juga berbagi kebanggaannya, “Pak Zainul, boloku polisi onok enem (6) sing dadi menteri, ada yang letjen, ada yang komjen, lo kok sama.”
Ini menunjukkan bahwa rasa bangga dan bahagia itu muncul bukan hanya karena status, tetapi juga karena ikatan persaudaraan yang terjalin dalam komunitas.
Hal serupa juga terjadi di grup WhatsApp alumni IPB. Banyak teman-teman yang dengan bangga menyebarkan flyer dan poster tentang tiga alumni IPB yang terpilih menjadi anggota kabinet. Kami semua sebagai alumni ikut merasakan kebahagiaan tersebut.
Prestasi mereka membangkitkan semangat kita. Namun, pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah kapan kita akan membuat mereka bangga dan bahagia melalui prestasi kita sendiri?
Mari kita berbagi kebahagiaan dengan capaian yang kita miliki. Dengan semangat dan tekad, mari kita wujudkan prestasi yang tak hanya membanggakan diri sendiri, tetapi juga organisasi dan masyarakat. Bismillah.
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan