Muhsin MK (kanan, berbaju hijau). (Muhsin MK/PWMU.CO).
PWMU.CO – Konsep daycare lansia sebagai tempat perawatan kaum jompo atau orang orang yang sudah lanjut usia mulai mendapatkan perhatian dalam masyarakat. Apalagi seiring dengan semakin bertambahnya usia penduduk yang berusia lebih dari 70 tahun.
Di lingkungan Muhammadiyah dan Aisyiyah masalah daycare lansia ini juga telah mendapatkan perhatian lebih besar. Hal ini tidak lepas dari keberadaan aktivis persyarikatan yang berusia lansia, di samping ikhtiar membantu masyarakat yang berusia lanjut.
Namun demikian bukan berarti konsep daycare lansia yang digerakkan oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah sama dengan konsep daycare lansia pada umumnya. Konsep daycare persyarikatan harus berlandaskan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, serta kepribadian Muhammadiyah.
Prinsip Daycare Lansia
Konsep daycare lansia Muhammadiyah dan Aisyiyah hendaklah berpegang pada prinsip prinsip memuliakan orang tua atau orang orang yang sudah sepuh, jompo dan berusia lanjut.
Pertama, prinsip birrul waliwalidain ihsana, memuliakan orang tua dengan baik (An Nisa:36, dan Luqman:14). Hal ini sebagai suatu kewajiban bagi anak anaknya dan bukti bahwa mereka berbakti kepada ibu bapaknya.
Untuk konsep ini, daycare lansia hanya menjadi tempat singgah bagi orang tua lansia untuk bisa berkumpul dan berjamaah dengan sesamanya.
Selain itu daycare lansia menjadi wadah dan tempat untuk melayani aktivitas ibadah, pengajian, baca Al Qur’an, berdzikir, shalawat dan berdoa. Termasuk juga aktivitas olah raga ringan untuk kesehatan dan ketrampilan yang bisa mereka lakukan bersama seusianya.
Para orang tua lansia itu tetap tinggal bersama sama anak anaknya. Daycare lansia menjadi pusdiklat (pusat pendidikan dan latihan) mereka guna mengisi waktu dan menambah amal ibadah mereka sebelum maut datang menjemput.
Kecuali bagi orang tua yang sebatang kara tak ada sanak saudara tentu daycare lansia menjadi tempat penampungan dan pusdiklat mereka. Sebagaimana Ahlus Suffah yang tinggal di Masjid Nabawi yang langsung terasuh dan terlayani oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Kedua, prinsip taawun atau tolong menolong (Al Maidah:2), terhadap sesama manusia yang hidupnya terlantar. Keberadaan daycare lansia sangat membantu dalam memberikan pertolongan dengan baik dan profesional kepada orang orang jompo yang duafa dan hidupnya terlantar.
Daycare lansia seperti ini memerlukan adanya bangunan asrama tempat menampung dan tinggal mereka. Namun mereka yang berada di lingkungan daycare lansia ini harus mendapatkan perhatian, pelayanan dan pembinaan lahir batin, termasuk pembinaan keimanan dan ketaqwaan mereka selama masih hidup.
Daycare Muhammadiyah dan Aisyiyah tentu akan menanamkan kepada mereka Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Selain itu mereka juga mendapatkan pendidikan tentang Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
Bimbing Lansia Persiapkan Bekal Akhirat
Kemudian yang ketiga, prinsip khusnul khatimah dan Mutmainnah. Daycare Muhammadiyah dan Aisyiyah berusaha membimbing lansia agar dapat mempersiapkan bekal hidup di akhirat dan kematian yang berakhir dengan khusnul khatimah dan Mutmainah. (Al Fajr:27-30).
Karena itu aktivitas daycare Muhammadiyah dan Aisyiyah harus mengutamakan pendidikan, penanaman dan pembinaan berkaitan dengan ilmu yang bermanfaat. Selain itu mendorong dan menggerakkan lansia untuk melakukan amal shaleh dan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dengan demikian daycare Muhammadiyah dan Aisyiyah benar benar berbeda dengan daycare pada umumnya. Daycare persyarikatan benar benar mengasuh, melayani dan mengurusi lansia sejak masih hidup, saat jelang kematian dan setelah meninggal dunia.
Semasa hidupnya daycare persyarikatan berusaha mendampingi dan mendorong lansia untuk menuntut ilmu, beramal ibadah dan memperbanyak infaq dan sedekah serta agar lebih dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ketika menjelang wafatnya senantiasa mengingatkan untuk berdzikir dan membaca tahlil, serta ingat pada Allah bahwa manusia akan kembali kepada Nya.
Sesudah wafat pun lansia yang diasuh, dirawat dan dibina, diurus jenazahnya. Dari mulai memandikan, mengapankan, menshalatkan dan mengantarkan ke pemakaman, lalu menguburkannya dengan baik dan selesai.
Keluarga lansia tidak repot repot lagi dalam mengurus kematian lansia kerabatnya yang wafat di daycare Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Namun jika pihak keluarga meminta agar jenazah lansia, yakni orang tua atau kerabatnya untuk diurus sendiri, tentu tidak akan dihalanginya. Malah hal itu lebih baik sebagai bentuk kepedulian anak anak dan pihak keluarganya.
Langkah Mendirikan Daycare Lansia
Selain itu, daycare Muhammadiyah dan Aisyiyah harapannya dapat dikelola secara profesional dan tidak secara amatiran. Aktivitas nyata lebih dikedepankan dari pada seremonial acara peresmian dan launching daycare lansia yang dikhawatirkan belum siap untuk merealisasikannya dalam masyarakat.
Karena itu bila hendak mendirikan daycare lansia perlu perencanaan yang matang berkaitan dengan hal hal sebagai berikut:
Pertama, program daycare lansia yang hendak diterapkan dan direalisasikan. Termasuk berkaitan dengan kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan lansia selama berada di lingkungan daycare persyarikatan.
Kedua, pengorganisasian daycare lansia perlu ditetapkan yang baik, solid dan terstruktur. Pemimpin atau direkturnya diharapkan orang yang profesional, berpengalaman dan berpendidikan sesuai bidang kerjanya.
Ketiga, pengasuh yang akan mendampingi juga merupakan yang profesional dan berpengalaman.
Selain itu mereka yang memahami Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, termasuk memiliki kemampuan yang baik tentang tulis baca, tahsin, Tahfiz Al-Qur’an dan menuntun dalam pelaksanaan ibadah mahdhoh yang sesuai Sunnah Rasulullah.
Keempat. Pendanaan yang cukup untuk pembiayaan aktifitas daycare lansia sehari hari. Untuk mendukung masalah ini pengelolaan lembaga perlu memiliki kemampuan menggali sumber dana yang tetap termasuk melalui gerakan infaq dan sedekah atau bekerjasama dengan LAZISMU yang berdiri di daerahnya.
Kelima, tempat atau gedung daycare lansia yang representatif dengan lingkungan yang cukup baik dan kondusif, yang menjadi tempat kegiatan lansia dalam mengikuti program lembaga dan pendidikan yang diberikan di dalamnya.
Tempat ini juga diharapkan memberikan rasa aman, nyaman, senang, sejuk, damai dan membuat betah bagi lansia yang menjadi warga binaan daycare persyarikatan. Wallahu ‘alam.
Penulis Muhsin MK, Editor Danar Trivasya Fikri