Fenomena Labubu: Kompensasi Emosional
Arin menjelaskan bahwa dalam kondisi seperti ini, masyarakat cenderung mencari kompensasi emosional dengan membeli barang-barang tertentu yang dapat memperbaiki suasana hati, mempertahankan status sosial, meningkatkan rasa percaya diri, atau mempererat hubungan sosial dengan komunitasnya.
“Dengan adanya tekanan ekonomi, masyarakat menunda pembelian barang-barang besar, tetapi menemukan alternatif hiburan dan kepuasan melalui belanja kecil-kecilan meski secara ekonomi tidak esensial,” tambahnya.
Arin menyatakan bahwa konsumen dapat beradaptasi dengan cepat dan bijak, menemukan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan kepuasan emosional. Fenomena ini juga menjadi pengingat bagi pelaku usaha bahwa strategi pemasaran yang efektif dan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen sangat penting, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
“Pada akhirnya, pola konsumsi masyarakat di masa ekonomi sulit tidak sepenuhnya berkurang, tetapi bergeser. Dari belanja besar yang dihindari, lalu beralih ke belanja kecil dan kolektif, di mana aspek emosional dan sosial menjadi prioritas,” tutup Arin. (*)
Penulis Amanat Solikah Editor Azrohal Hasan