PWMU.CO – Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dalam sambutannya di acara pembukaan Rakornas Lazismu mengatakan, Rakornas Lazismu yang berlangsung di The Sun Hotel, Sidoarjo, Kamis (7/3) diharapkan menghasilkan keputusan yang berkualitas. Sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi perjalanan bangsa Indonesia. Mengingat, potensi zakat di Indonesia sangat besar.
“Saya berharap, keputusan-keputusan Rakernas nantinya dapat menginspirasi dan menjadi stimulus bagi lembaga lainnya untuk selalu lebih baik,” kata Gus Ipul. Dia menambahkan, zakat adalah urusan yang sangat penting. Menurutnya, akses untuk berzakat harus dipermudah dan lembaganya harus dipercaya.
Maka dari itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini berharap, Rakornas ini dapat menjadi pelopor dalam mempermudah zakat. Baik dari segi akses, administrasi dan juga transparansi. “Saya yakin banyak orang yang mau zakat. Tapi mereka merasa kesulitan. Mungkin salah satu faktor pelancar orang agar mau zakat adalah caranya harus gampang, tidak repot, alamat jelas, dan lembaganya dipercaya. Acara ini harus bisa memperjelas alamat buat zakat. Terus terang Lazismu selama ini aksesnya belum jelas,” tuturnya.
(Baca: Zakat, Gerakan Otentik Muhammadiyah)
(Baca: Tidak Ada Alasan Lazismu Tidak Profesional)
(Baca: Spirit Menggembirakan Zakat sejak Tahun 1950)
Gus Ipul menyarankan, setiap gedung milik Muhammadiyah memiliki ruangan untuk Lazismu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat jika berzakat. “Biar mudah dijangkau, kalau bisa setiap gedung milik Muhammadiyah ada Lazismu. Misalnya di kantor-kantor PWM, PDM, dan sekolah-sekolah. Lazismu diberi ruangan khusus. Catnya juga harus khusus. Seperti franchise. Tidak hanya ruangannya, tenaganya juga harus khusus pula. Dengan begitu, maka Lazismu akan mudah diakses dan terpercaya,” usulnya.
Menurut Saifullah, sudah saatnya Muhammadiyah memperkuat lazismu. Kalau hal ini bisa dilakukan, lanjut Saifullah, maka akan banyak yg bisa dilakukan Muhammadiyah. Lazismu harus menjadi lembaga yang modern, terukur dan nyaman. “Kita sedang berpacu dengan waktu. ada MEA, dan globalisasi. Persaingan semakin ketat. baik antar negara maupun juga persaingan swasta yang ada di negara masing-masing. Muhammadiyah harus menjadi motor dalam kemenangan semua lini. Jika Muhammadiyah maju, saya pun ikut senang,” pungkasnya. (ilmi/kholid)