PWMU.CO-Warga Muhammadiyah akan memilih calon gubernur Jawa Timur yang memperlakukan umat beragama secara adil dan membangun kesejahteraan yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat. Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Saad Ibrahim, ketika dihubungi di kantornya, Jumat (13/10/2017).
Pernyataannya itu menanggapi beredarnya nama-nama bakal calon gubernur seperti incumbent Wagub Syaifullah Yusuf, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan La Nyalla Mattaliti.
(Berita terkait: Dr Saad Ibrahim: Jika Ada Peluang Jadilah The First, Kalau Tidak Bisa Pilih The Man Behind The Gun)
”Bagi Muhammadiyah ketika seorang figur sudah melaksanakan dua hal tadi maka itu sudah lebih dari cukup bagi Muhammadiyah untuk dipilih. Karena Muhammadiyah menganut politik nilai bukan politik praktis,” ujar Ustadz Saad, demikian panggilan akrabnya.
Warga Muhammadiyah itu relatif mengerti soal memilih gubernur, jelas Ustadz Saad. ”Sehingga kita tidak perlu menginstruksikan harus pilih orang ini. Jadi siapa saja calon gubernurnya asal mampu melaksanakan dua hal tadi pasti warga Muhammadiyah sudah tahu siapa yang bakal dipilih, ” kata Ustadz Saad yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kekuasaan itu, sambung dia, suatu jabatan untuk meneruskan misi kenabian. Mengutip pendapat intelektual muslim, Al Mawardi, Saad menerangkan, misi kenabian itu menjaga eksistensi agama dan mengatur rakyat dalam urusan duniawiyah untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama.
(Baca juga: Berapa Biaya Minimal yang Dikeluarkan untuk Ikut Pilgub? Ini Kata Mantan Calon Wakil Gubernur Jatim, Ridwan Hisyam)
”Siapa saja boleh tampil menjadi calon gubernur, bagi Muhammadiyah orang yang layak dipilih adalah yang bisa mewujudkan nilai-nilai sakral misi kenabian itu,” ujarnya.
Jadi Muhammadiyah, kata dia, tidak perlu ikut dukung mendukung atau menjadi tim sukses memenangkan calon gubernur tertentu. Siapa pun gubernur yang terpilih, Muhammadiyah menyerukan agar pemimpin mau menjaga keadilan beragama dan membangun kesejahteraan umat.
Menjadi tim sukses calon gubernur bisa jadi menguntungkan secara materi jika menang karena dekat kekuasaan. ”Muhammadiyah tidak boleh dibawa terlibat dalam politik praktis seperti itu. Jika pun ada keuntungan itu hanya jangka pendek padahal Muhammadiyah harus berdakwah sepanjang hidup,” tuturnya.
(Baca juga: Cari Sosok Pemimpin Ideal, Muhammadiyah Jatim Undang 7 Bakal Calon Gubernur Berdialog)
Dia mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Muhammadiyah Jatim selama setahun mencapai Rp 5 triliun. Dengan anggaran sendiri sebesar itu Muhammadiyah dapat mandiri menghidupi organisasi sehingga tidak harus bergantung bantuan pemerintah. ”Jika pemerintah memberi bantuan pasti kita terima sebagai sebuah amanah yang harus dijalankan peruntukannya,” kata dia menerangkan. (aan/sgp)