Ia menambahkan, hal ini menjadi tantangan bagi muhammadiyah terutama dalam pendidikan pesantren. Sehingga dalam pendidikan pesantren harus diperkuat dalam ilmu alat dan teknologi, tidak hanya tahfidz. Yang mana muatan dalam muhammadiyah berkemajuan sekaligus religious.
Hal ini menjadi rasa syukur akan dibangunnya gedung baru. Melihat perjuangan santriwati yang dulu tempat masih meminjam sekarang akan memiliki sendiri. Tentu dengan kesabaran dan ketabahan santriwati selama masih di pesantren. Meskipun, semua itu telah melalui lika-liku yang panjang dan penuh dengan perjuangan.
“Harapan adanya gedung baru tentu menjadi titik awal akan besarnya pesantren sekaligus kemajuan dalam meningkatnya kader Hafidzah dan mubalighah. Sebab, selama ini pesantren sudah eksis meskipun belum punya gedung. Tetapi, semangat adanya mengadakan kegiatan, pendampingan, dan pengasuhan sangat militan. Tidak heran, jika pesantren tersebut masih eksis meskipun belum punya gedung dan kami sangat bersyukur hal itu,” ujar direktur pesantren Rifqi Ihsanu Najib. (*)
Penulis Muhammad Ainun Ridho Editor Amanat Solikah