PWMU.CO – Kajian masjid An-Nur Genteng membahas ciri-ciri musuh kehidupan yang paling jahat, Jumat (25/10/2024).
Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI saat mengisi pengajian Jumat Malam Sabtu di masjid An-Nur Genteng.
Pengajian yang dimulai setelah pelaksanaan shalat Maghrib berjamaah itu diikuti oleh jamaah masjid An-Nur dan warga Muhammadiyah Ranting Genteng Kulon 1.
Mengawali ceramahnya, Ketua MPID Banyuwangi itu mengajak jamaah untuk mensyukuri nikmat Allah yang berupa kesempatan, sehingga dapat menghadiri majelis ilmu ini.
“Semoga dengan pengajian yang kita lakukan ini semakin memberikan pencerahan dan jalan terang dalam hidup kita,” ujarnya.
Memasuki inti pengajian, Taufiqur Rohman membacakan ayat al-Quran dalam Surat al-Baqarah 204-206. Di ayat tersebut menjelaskan ciri-ciri musuh kehidupan yang paling jahat yang di dalam ayat itu disebut dengan istilah aladdul khisham.
Musuh yang Paling Jahat
Di antara ciri-ciri musuh yang paling jahat tersebut adalah:
Pertama, dia itu pintar memutar lidah, sehingga orang lain terpukau dengan ucapannya itu seolah sebagai suatu kebenaran.
Kedua, dia berani bersumpah atas nama Allah untuk menguatkan ucapannya, padahal dia berbohong.
Ketiga, membuat kegaduhan dan kerusakan di bumi. Keempat, membinasakan pertanian dan peternakan.
“Dan ciri yang kelima, apabila dia diberi nasihat ketakwaan, dia bersikap sombong, bahkan tambah berbuat dosa,” ulasnya.
Menurutnya orang yang beragama penting sekali untuk mengetahui siapa sebenarnya musuh tersebut, karena hal itu menjadi tantangan tersendiri saat berdakwah menegakkan ajaran Islam.
Lebih lanjut Taufiqur Rohman membacakan hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Said al-Khudri Ra yang menganjurkan orang yang beriman untuk mengubah kejahatan yang terjadi di kehidupan ini.
Dia menjelaskan ada beberapa cara untuk mengubah kejahatan itu. Antara lain, mengubah dengan tangan atau bisa dimaknai dengan menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Berikutnya dengan menggunakan lesan.
Dalam hal ini bisa berupa nasihat, kritikan, dan fatwa. Cara terakhir menggunakan hati, minimal tidak menyetujui kejahatan itu.
“Namun, cara yang terakhir itu masuk kategori orang yang selemah-lemahnya iman,” tandasnya.
Pengajian yang berdurasi selama 45 menit itu berlangsung dengan khidmat. Diakhiri dengan membaca hamdalah bersama.
Penulis Ghulam Bana Islama Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan