PWMU.CO – Empat penari SMA Muhammadiyah 2 (SMA Muha) Genteng Banyuwangi tampil pada pagelaran gandrung sewu 2024 bersama seribu penari dari perwakilan sekolah-sekolah yang berada di wilayah kabupaten Banyuwangi pada Sabtu (26/10/2024).
Pagelaran Gandrung sewu ditempatkan di pantai Marina Boom yang ditata sedemikian rupa dengan beralaskan pasir yang putih menghadap ke selat Bali, sejauh mata memandang para pemirsa akan melihat pulau Bali yang melengkapi keindahan suasana ditengah para penari beratraksi.
Pagelaran gandrung sewu merupakan puncak dari serangkaian program kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang sebelumnya ada event International Tour de Banyuwangi Ijen tepatnya bulan Juli 2024 silam.
Guru pendamping sekaligus pembina ekstra tari Revia Ajeng Rinata menyampaikan, dari keempat penari SMA Muha Genteng yang terekrut gandrung sewu adalah Nadya Maulida Shafira (XII IBB), Nuriin Kurniawati (XI 1), Salalatun Niswah (XI 3) dan Dhea Sandra Angelina (X 5). Alhamdulillah pada saat penampilan kondisi anak-anak dalam kondisi prima kami khawatir kondisi Banyuwangi sangat panas sekali.
Gandrung Sewu
Gandrung merupakan nama tari tradisional Banyuwangi sedang sewu berasal dari bahasa jawa artinya seribu. Jadi gandrung sewu artinya suatu tarian gandrung yang dilakukan oleh seribu penari. Jadi awal pagelaran gandrung sewu dimulai pada tahun 2012 atas ide kreatif Pemkab Banyuwangi yaitu dengan mengemas budaya lokal dalam bentuk format modern.
Sasaran utamanya adalah generasi muda agar bisa melestarikan budayanya namun diramu sesuai tuntutan zaman dengan tidak menghilangkan pakem aslinya. Dibentuk formasi indah dan sangat memikat dalam balutan sendra tari kolosal dan untuk memudahkan koordinasi dan pengkondisianya.
Seluruh penari diambil dari siswi sekolah-sekolah di Banyuwangi dengan seleksi yang sangat ketat, terbukti pada bulan Agustus 2024 silam SMA Muha Genteng mengirim sembilan penari andalan dan hanya terekrut empat siswi.
Gandrung Sewu tahun ini mengusung tema Payung Agung. Makna dari Payung Agung merupakan cerminan keelokan dari sekian banyak keberagaman budaya yang ada di Banyuwangi. Yaitu tempat di mana tradisi dan nilai sosial kehidupan saling berinteraksi dan bisa mempersatukan dalam wadah kesenian.
Salah satu guru yang ikut mendampingi bersama tiga guru lainnya, Jordan Aldi Darmawan menyampaikan, pagelaran gandrung sewu yang dimulai pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB. Usai pagelaran anak-anak langsung kami bawa pulang karena kondisi cuaca yang sangat panas membuat meraka nampak sangat kelelahan. (*)
Penulis Abdul Muntholib Editor Amanat Solikah