PWMU.CO – Pengajian rutin Ahad ke-4 Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Buduran, Sidoarjo menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Prof Dr A Dzoul Milal MPd, Ahad (26/10/2024).
Pengajian rutin bertema ‘Hidup dengan Akhlak Karimah’ ini dihadiri oleh Wakil Ketua PDM Sidoarjo, Dr PK Prabowo MMT, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Buduran, serta Pimpinan Cabang Aisyiyah Buduran beserta jajarannya.
Prof Milal meminta jamaah untuk introspeksi diri dalam hidup serta saling mengingatkan antar sesama.
“Ngaji itu perintah Allah, bukan sekadar untuk mencari ilmu, tetapi juga mengamalkan ilmunya,” pesannya.
Guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan bahwa KH Ahmad Dahlan sering mengulang-ulang beberapa kali surat al-Maun dalam pengajiannya karena dirasa jamaah belum mengamalkannya.
“Berapa banyak yang kita ketahui dan berapa banyak yang kita amalkan?,” tanyanya pada jamaah.
Alumnus Gontor ini juga menjelaskan tujuh perkara akhlak karimah.
Pertama, Berbuat Baik kepada Sesama.
Mengutip hadist riwayat Bukhori,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya: “Seorang muslim adalah seseorang yang orang yang menyelamatkan muslim lainnya dari ganguan lisan dan tangannya”.
“Jadikan lingkungan kita baik, aman, rahmatan lil alamin dan sejahtera bagi orang lain,” tuturnya
وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ
Artinya: “Berbuat baiklah (kepada sesama manusia) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu”. (al-Qasas ayat 77).
Kedua, Jujur
“Jujur itu menyatunya antara fikiran, lisan, hati dan kenyataan,” terangnya di hadapan jamaah.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِيۡدًا ۙ ⁶
Artinya: “Wahai orang-orang beriman bertakwalah pada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar”. (QS Al Ahzab ayat 70).
Ketiga, Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
“Bagi bapak ibu yang orang tuanya masih hidup, perlakukan mereka sebagaimana raja dan bahagiakan karena mereka adalah pintu surga. Ketika orang tua sudah meninggal, doakan mereka dalam keadaan apapun,” ujarnya.
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
“Carilah ridho kedua orang tua, karena ridhanya Allah tergantung ridhanya orang tua,” sambungnya.
Keempat, Sabar dalam Menghadapi Ujian
“Semua yang kita rasakan dari Allah. Enak dan tidak enak datangnya dari Allah, semua yang kita terima adalah atas izin Allah,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kita harus memohon kepada Allah agar senantiasa bersyukur pada Allah dan bertambah baik ibadahnya.
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Artinya: “Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.”
Kelima, Menjaga Lisan
Prof Milal mengingatkan bahwa pada zaman ini, omongan lebih banyak diwakili oleh jari, maka ketika menulis di sosial media dan ngomong harus semata karena perintah Allah dan Rasul-Nya
“Hati-hati ketika share vidio ataupun tulisan, karena kadang-kadang hoaks. Kita harus menjaga lidah agar tidak menyakiti orang lain,” pintanya.
Keenam, Ikhlas
Semua yang kita kerjakan yang tahu adalah diri kita dan Allah. Untuk menumbuhkan sifat ikhlas semua amalan harus didasari Imanan wa Ihtisaban.
Ketujuh, Rendah Hati dan Tidak Sombong
“Orang yang shalat pasti tidak sombong karena memahami fungsi shalat. Jika ada orang shalat masih korupsi, berarti shalatnya bukan karena Allah, tetapi masih terjangkit sifat munafik,” pungkasnya. (*)
Penulis Ridwan Manan Editor Wildan Nanda Rahmatullah