Nadief juga menyatakan bahwa situasi ini menjadi tantangan bagi para intelektual untuk berperan lebih efektif di dunia digital. Ketidakaktifan mereka dalam merespons dan menyebarkan narasi yang berkembang di platform digital justru memberikan peluang bagi munculnya persepsi yang keliru dan informasi yang tidak tepat.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak akademisi yang diundang dalam acara ini. Di antaranya terdapat nama-nama dari generasi awal JIMM, seperti Andar Nubowo (Direktur Eksekutif Maarif Institute for Culture and Humanity) dan Pradana Boy Z.T.F. (Ketua Bidang Riset, Inovasi, dan Publikasi Majelis Tabligh PP Muhammadiyah).
Selain itu, hadir pula Mohammad Rokib (Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Surabaya), Radius Setiyawan (Direktur Eksekutif Surabaya Academia Forum), Achmad Hidayatullah (Akademisi dari UM Surabaya), Sholikh Al Huda (Pengurus Pusat Asosiasi Studi Agama Indonesia), dan Azrohal Hasan (Pimpinan Redaksi PWMU.CO). (*)
Penulis Amanat Solikah Editor Azrohal Hasan