Penamaan tersebut tidak terlepas dari faktor historis pada masa itu, yakni agar dapat menjadi wadah untuk menanamkan cinta tanah air agar mau berkorban dalam membela tanah air dan meraih kemerdekaan.
Konteks makna membela tanah air pada saat itu yaitu sebagaimana yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman dengan keluar-masuk hutan untuk perang gerilya. Namun, jika makna itu kita bawa dalam konteks sekarang, apakah relevan? Tentu saja tidak, karena alhamdulillah saat ini di Indonesia tidak terjadi perang. Makna luas dari membela tanah air tidak sebatas melakukan pembelaan dengan perang saja.
Makna membela tanah air, jika kita coba luaskan lagi maknanya maka dapat berarti melakukan apapun untuk kebaikan dan kemajuan tanah air, serta menjaga keutuhan yang dijiwai oleh kecintaannya kepada tanah air.
Jika kita memakai makna ini, maka membela tanah air menjadi konsep yang sangat luas. Apapun yang berkaitan dengan kebaikan, kemajuan, dan menjaga keutuhan tanah air, itu menjadi bagian dari membela tanah air. Sebagaimana sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “banyak jalan menuju roma”, banyak pula jalan untuk membela, mencintai dan mengabdi pada tanah air tercinta.
Perluasan makna ini perlu dilakukan untuk melebarkan lagi sayap dakwah dan kontribusi Hizbul Wathan terhadap tanah air. Selain itu, juga supaya tidak berkutat pada gerakan yang itu-itu saja sehingga lahirlah kesadaran bahwa apapun permasalahan yang terjadi di Indonesia yang bisa mengakibatkan keburukan, kemunduran, dan ancaman keutuhan bangsa, menjadi tanggung jawab serta lahan garap dakwah Hizbul Wathan.
Misalnya saat ini sedang terjadi kerusakan lingkungan hidup, yang mana berdampak destruktif kepada masyarakat, maka Hizbul Wathan harus menjadi pioneer mengatasi permasalahan tersebut apalagi kita memiliki hubungan yang sangat lekat dengan lingkungan.
Persoalan kemerosotan moral generasi muda misalnya, itu juga menjadi permasalahan yang harus bisa membuat Hizbul Wathan memberikan solusi atas persoalan tersebut. Serta berbagai macam persoalan aktual lainnya, seperti pendidikan, sosial-budaya, ekonomi, teknologi, politik dan lain sebagainya.
Perluasan makna Hizbul Wathan ini supaya dapat juga melahirkan Soedirman-Soedirman baru yang berkiprah bagi tanah air di berbagai bidang. Tidak hanya militer sebagaimana Jenderal Soedirman dulu, tetapi juga di bidang pendidikan, lingkungan hidup, sosial-budaya, teknologi dan lain-lain yang dapat menjawab permasalahan bangsa.
Permasalahan bangsa yang aktual harus direspons, disiapkan formulasi solusinya, sehingga menjadi gerakan yang senantiasa relevan dan selalu berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bertanah air. (*)
Editor Ni’matul Faizah