Festival Gandrung Sewu
Awalnya mereka hanya melatih gerakan. Agar terpilih dalam tahap seleksi, maka sekolah mendatangkan pelatih dari sanggar tari. Tiga siswa penari itu berusaha menampilkan yang terbaik. Namun memang waktu latihan terlalu singkat dan mereka mengaku lama tidak melatih otot sehingga mereka cukup kesulitan.
Hasilnya satu siswa terpilih dalam seleksi dan yang dua orang lainnya mengikuti jalur mandiri.
“Meskipun begitu, alhamdulillah ketiganya berhasil tampil dan menjadi bagian dalam festival Gandrung Sewu,” ulas Siti Fatimah.
Lebih lanjut guru seni itu menceritakan pengalamannya saat mendampingi siswinya berlatih.
“Saya ingat benar, perjuangan anak-anak itu berat. Berjam-jam mereka latihan,” ungkapnya.
Saat gladi bersih pun mereka harus berlatih di Pantai Boom. Mereka berlatih mulai pukul 14.00-17.00 WIB.
Pelaksanaan Festival ini berjalan dengan lancar. Durasi menarinya cukup lama hampir 1 jam lebih. Dengan diiringi musik live yang temponya sangat lambat, tidak seperti saat latihan.
Namun gerakan khas tari Gandrung dan koreografi, khususnya dari Kecamatan Genteng yang di dalamnya terdapat 3 siswi SMK Muda Genteng mampu membawakan gerakan tari kreasi gaya Madura. Mereka menari dengan sangat cantik dan menakjubkan, sehingga mampu menarik wisatawan dan turis mancanegara. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Amanat Solikah