Ajang Penyiar
Keberhasilannya saat ini tidak serta merta ia dapat dengan instan. Ada proses panjang harus Ia lewati untuk dapat menjadi pemenang. Perempuan yang sudah 25 tahun menggeluti dunia profesi sebagai penyiar, presenter, dan reporter radio ini harus melalui tiga tahap seleksi penjurian di level nasional. Sebelum akhirnya dirinya terpilih mewakili Indonesia di ajang bergengsi tersebut.
Ia bersaing dengan perwakilan dari 69 RRI di Indonesia untuk kemudian dipilih menjadi lima terbaik hingga ditetapkan tiga terbaik. Di tahap ini, ketiga peserta didampingi untuk mendapatkan pembekalan, produksi baru, dan revisi hingga ditetapkan sebagai perwakilan Indonesia. Sementara itu di level internasional, sebanyak 342 karya diajukan para peserta dari 65 negara untuk diseleksi oleh 60 juri praseleksi.
“Puncaknya penjurian akhir dilaksanakan di Kuala Lumpur 10-12 September lalu dengan 18 juri dan 60 buah karya peserta yang masuk finalis di semua kategori. Alhamdulillah saya menang di kategori Radio on Air Personalitiy ABU Prizes 2024 ini,” tuturnya.
Adapun sejak sebelum kuliah, Esty memang sudah aktif menjadi MC, moderator dan kegiatan public speaking. Tak hanya di dunia profesi, Ia juga banyak torehkan prestasi di bangku perkuliahan sebagai mahasiswi Ilmu komunikasi UMM. Juara I mahasiswa berprestasi UMM 1998, Juara I lomba karya tulis ilmiah UMM, hingga menjadi wisudawati dengan lulusan terbaik I tingkat universitas UMM. Di tahun ini juga, Ia berkesempatan mewakili voice of Indonesia (VOI) saluran siaran luar negeri RRI.
Terakhir, ia berharap radio menjadi media yang tetap bertahan di tengah kemajuan teknologi. Apalagi radio memang memiliki banyak penikmat di seluruh penjuru dunia. “Radio tidak akan mati karena mampu bermetamorfosa sesuai perkembangan zaman, menjadi media komunikasi bagi semua orang,” tutupnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah