PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalibaru, Banyuwangi mengadakan pengajian Ahad pagi di Masjid Al Ihsan bertema “Muhasabah di Usia ke-112 tahun”. Kajian ini disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Ustad Mufti Syafi’I pada Ahad (3/11/2024).
Mengawali tausiahnya, Ustad Mufti mengajak para jamaah untuk senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat kepada umatnya, termasuk kepada jamaah yang hadir dalam pengajian Ahad pagi ini.
Ustad Mufti juga memberikan sebuah contoh dari Nabi Muhammad SAW saat diingatkan oleh istri tercintanya. Ketika Nabi tidak henti-hentinya beribadah kepada Allah SWT, Nabi menjawab, “Aku hanya ingin menjadi seorang hamba yang pandai mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT”.
Lebih lanjut Ustad Mufti juga mengajak para jamaah untuk bersyukur karena pada hari Senin (18/11/2024) yang akan datang, Muhammadiyah telah genap berusia 112 tahun. Ada dua hal yang wajib dilakukan warga Muhammadiyah dalam merayakan milad yang ke-112 ini, yaitu bersyukur dan bermuhasabah.
“Kita wajib bersyukur karena di usianya yang ke 112 tahun ini, Muhammadiyah masih tetap eksis dalam berbagai gerakannya, bahkan terus berkembang di segala bidang,” ujarnya.
“Kita juga wajib bersyukur karena Muhammadiyah mampu melewati berbagai rintangan, halangan, bahkan fitnahan dari mereka yang merasa dirugikan, merasa tersaingi, merasa bahwa Muhammadiyah membahayakan bagi keberlangsungan mereka,” sambungnya.
Ustad Mufti juga menekankan bahwa muhasabah harus menjadi bagian dari pengembangan Muhammadiyah. Dengan berintrospeksi dan menilai semua langkah yang pernah dilakukan, Muhammadiyah akan bisa menentukan langkah-langkah yang tepat. Jangan terlalu khawatir dengan langkah yang diambil oleh Muhammadiyah karena Muhammadiyah memiliki kemampuan yang baik dalam mengkaji berbagai kebijakan sebelum akhirnya kebijakan itu ditetapkan.
Integritas dan Soliditas
Dalam berjuang membawa lajunya organisasi, Pimpinan Muhammadiyah harus memiliki integritas yang tinggi dan prinsip yang kuat sehingga tidak mudah diiming-imingi hadiah yang menggiurkan.
Sejak masih di bawah kepemimpinan Kyai Dahlan, Muhammadiyah sudah pernah diiming-imingi materi yang menggiurkan. Namun, Kyai Dahlan adalah figur yang sangat kuat dalam memegang prinsip sehingga iming-iming itu tidak mampu menembus benteng pertahanan Kyai Dahlan.
Tawaran menarik untuk merayu Muhammadiyah itu juga masih berlanjut pada kepemimpinan Kyai Ibrahim. Bahkan, rayuan kali ini jauh lebih berani lagi karena sudah termasuk fitnah dan adu domba. Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, Muhammadiyah mampu mengatasi ujian besar itu.
Sebagai warga Persyarikatan, kita harus memiliki soliditas yang tinggi. Jangan mudah termakan isu-isu yang belum jelas sumbernya. Belakangan ini, integritas dan soliditas Muhammadiyah mendapatkan ujian yang cukup besar.
Ujian pertama adalah tentang penarikan dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Dalam hal ini, ada beberapa berita liar di media yang menyudutkan posisi Muhammadiyah.
Ujian kedua adalah masalah tambang. Hal tersebut bermula pada saat Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima izin tambang yang ditawarkan oleh pemerintah, lalu ada warga Muhammadiyah yang mengembalikan kartu keanggotaannya. Harusnya warga Persyarikatan harus melakukan tabayun dulu sebelum melakukan tindakan yang kebenarannya belum jelas. Pimpinan Pusat Muhammadiyah pasti memiliki kapasitas yang tinggi untuk mendeteksi apakah sikap menerima izin tambang itu bermanfaat atau mudharat.
Mengakhiri tausiahnya, Ustad Mufti mengajak semua warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk memiliki integritas yang tinggi dan tetap solid dalam menghadapi ujian dan cobaan. (*)
Penulis Sarwito Editor Ni’matul Faizah