Muhsin MK
Oleh Muhsin MK
PWMU.CO – Muhammadiyah pada 18 November mendatang akan merayakan Miladnya yang ke-112 tahun. Milad Muhmmadiyah ini menunjukkan sebuah perjalanan sejarah yang panjang bagi persyarikatan di Indonesia dan dunia.
Dalam usianya yang dapat dikatakan sudah tergolong super lansia ini, ternyata tidak membuat Muhammadiyah bergerak lambat, bagaikan orang tua berjalan lemah dan perlahan lahan. Namun jalannya persyarikatan dewasa ini justru lebih gesit dari usianya, dan enerjik sehingga mengalahkan kaum muda.
Kini Muhammadiyah semakin berkembang, bertambah dan meningkat aktivitas dan amal usahanya. Bukan hanya dalam bentuk pembangunan fisik kantor persyarikatan dan amal usahanya di bidang ibadah. dakwah, pendidikan, sosial, kesehatan, kemanusiaan dan ekonomi, melainkan juga kiprahnya dalam berbagai bidang di pentas nasional dan global
Muhammadiyah telah berhasil mengembangkan organisasinya ke dunia internasional di lima benua. Bukan hanya dengan terbentuknya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di seluruh dunia, melainkan juga berdirinya amal usaha.
Misalnya mulai dari tingkat Taman Kanak Kanak (TK) antara lain di Mesir, sekolah dasar dan menengah di Australia, hingga perguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Membeli masjid di Spanyol.
Semarak Milad Muhammadiyah
Dalam perkembangan Muhammadiyah yang sedemikian pesat dan dinamis dalam masyarakat nasional dan internasional tersebut. Kini organisasi Islam terbesar ini tengah menyambut miladnya yang ke-112 tahun. Dalam menyambut milad kali ini ada hal yang terasa berbeda dengan milad pada tahun tahun sebelumnya.
Berbagai aktivitas dilakukan, baik di tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang hingga ke ranting ranting dalam menyemarakkan milad Muhammadiyah tersebut. Terlebih lagi di lingkungan amal usaha persyarikatan juga tidak ketinggalan, semuanya berusaha menyambut dan menyemarakkannya acara milad Muhammadiyah dengan penuh suka cita.
Beraneka ragam lomba terlaksana dalam mensyiarkan milad Muhammadiyah kali ini dengan berbagai hadiah yang menarik dan menyenangkan dalam berbagai bentuk penghargaan bagi yang menjadi pemenangnya.
Diskusi dan seminar pun diadakan guna mengkritisi dan mengevaluasi perjalanan sejarah Muhammadiyah dan amal usahanya, dari sejak berdirinya hingga saat ini, dan bagaimana menggerakkan dan memajukan organisasi di masa depan yang semakin penuh dengan berbagai tantangan.
Kegiatan lomba yang cukup menonjol kali ini sebagaimana yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) PP Muhammadiyah dengan menyelenggarakan kegiatan Cabang Ranting dan Masjid Expo 2024. Kegiatan ini berlangsung di lokasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ilir I, Palembang, Sumatera Selatan.
Tanwir Muhammadiyah pun akan terlaksana sekaligus perayaan Milad ke 112. Permusyawaratan kedua setelah Muktamar ini, akan terselenggara di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tempatnya di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), yang dikenal sebagai kampus inklusif dalam mewujudkan toleransi otentik, bukan slogan semata.
Bagi warga Muhammadiyah sudah seharusnya bersyukur bahagia dengan bertambahnya usia dan kemajuan yang dicapai persyarikatan sejak awal berdirinya hingga saat ini. Bahkan keadaan persyarikatan kini pun semakin aktif, kreatif, inklusif, inovatif, transformatif, efektif, reformatif, enezik, modern dan berkemajuan, tanpa mengabaikan prinsip prinsip ajaran Islam yang fundamental dan universal.
Pentingnya bersyukur bahagia sesuai firman Allah Ta’ala, “Barangsiapa yang bersyukur atas nikmat yang Allah berikan tentu akan ditambah nikmatnya. Dan barang siapa yang kufur nikmat (tidak bersyukur) sesungguhnya adzab Allah sangat pedih. (Ibrahim: 7)”.
Karena itu, gunakan momen milad persyarikatan Muhammadiyah ke-112 ini sebagai ajang untuk mensyukuri nikmat Allah dan tidak mengkufuri-Nya.
Hidupkan Milad dengan Aktivitas Konkrit dan Positif
Terlebih lagi, barengi dengan ikhtiar secara terus menerus untuk merealisasikan program kegiatan pembangunan amal usaha yang telah tercanangkan bersama. Hal itu tentu supaya hasilnya dapat dirasakan manfaatnya oleh warga persyarikatan, ummat dan masyarakat Indonesia dan seluruh dunia.
Namun demikian dalam menyambut milad Muhammadiyah ini perlu menghindari aktivitas yang sekadar untuk bernostalgia, apalagi secara berlebihan. Sehingga terlena dengan kejayaan masa lalu dan tidak lagi mau berfikir, bekerja dan berbuat untuk masa depan yang lebih baik.
Memang Tidak ada larangan bernostalgia dalam rangka mengenang dan mempelajari sejarah dakwah dan perjuangan persyarikatan di masa lalu. Namun apa yang terjadi pada masa lalu, hendaklah menjadi pelajaran yang berharga untuk menghadapi masa kini dan masa depan.
Ketiga masa itu tidak bisa terpisahkan dan saling berjalan berkelindan satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian bagi pimpinan dan anggota Muhammadiyah pada semua tingkatan, hendaklah dalam menyambut milad persyarikatan ke 112 perlu menggerakkan dan menghidupkan aktifitas yang konkrit, khair dan positif.
Harapannya, aktivitas milad tidak hanya berbentuk upacara seremonial semata yang membuang-buang uang, apalagi tanpa bekas perubahan amaliah. Tapi juga dalam wujud, aktifitas yang langsung dapat dirasakan manfaat dan maslahatnya oleh ummat dan masyarakat lokal, regional, nasional dan internasional.
Mari kita jadikan momentum milad Muhammadiyah ke-112 sebagai motivasi dan spirit untuk menggerakkan persyarikatan lebih berkembang, unggul dan berkemajuan di masa depan sebagai wujud bersyukur bahagia.
Amal usaha juga harapannya tidak hanya tumbuh subur di Indonesia, tetapi juga berdiri dan berkembang di seluruh dunia dengan baik, sehingga benar benar membawa rahmatan lil ‘alamin. In syaa Allah.
Editor Danar Trivasya Fikri