PWMU.CO – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) melaksanakan serah terima jabatan Kepala SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb School), SD Muhammadiyah 2 GKB (BerLIAN School) dan SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) di Berlian School meeting room, Kamis (31/10/2024).
Dalam sambutan, Kepala Mugeb School Periode 2024-2028, Fony Libriastuti Msi menyampaikan terima kasih atas amanah yang telah diberikan.
“Tentunya hal-hal baik yang telah dicapai oleh M Nor Qomari dan tim akan kita teruskan kembali termasuk mini zoo, garden, dan program-program luar biasa yang menjadi keunggulan dan ciri khas Mugeb School,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Berlian School Periode 2024-2028 Farikhah SPd mengucapkan terimakasih pada Fauzuddin Ahmad atas jasanya, “Semoga bisa kami teruskan diperiode berikutnya.”
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Bidang Dikdasmen PCM GKB, Badrus Saleh SH Mkn menjelaskan, “Pergantian kepala sekolah merupakan sunnatullah, terima kasih dan apresiasi kepada M Nor Qomari dan Fauzuddin Ahmad atas apa yang telah dikerjakan, diupayakan dan disumbangsihkan kepada Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan PCM GKB.”
Mencintai dan Membenci Berdasarkan Al-Quran
Kepala Spemdalas Periode 2024-2028 Yugo Triawanto MPd menjelaskan, “Rasulullah seorang pemimpin yang baik, ada yang membenci dan mencintai.”
“Kita dibenci dan dicintai itu merupakan sunnatullah, hanya saja dibenci dan dicintai karena apa itu menjadi introspeksi diri kita masing-masing,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, Ketua Majelis Dikdasmen PNF PCM GKB, Fiqih Risalah MA PhD menegaskan, “Membenci dan mencintai seseorang harus dengan landasan al-Quran.”
“Mencintai dan membenci seseorang bukan kepada individunya, tapi kepada personalitynya,” ucapnya.
Dia menjelaskan, “Saat kita mencintai individu seseorang saja maka tidak akan kelihatan kejelekannya, jika kita membenci seseorang maka tidak kelihatan kebaikannya.”
“Maka kami membudayakan di kepengurusan kami, siapa pun yang pernah melakukan kekhilafan kalau sudah insaf maka kita beri kesempatan, jika yang sudah pernah melakukan kebaikan dan terbongkar kejelekannya maka harus kita petakan proporsinya,” tutupnya. (*)
Penulis Waviq Amiqoh Editor Wildan Nanda Rahmatulla