PWMU.CO – Pimpinan redaksi (Pimred) majalah Matan, Ainur Rafiq Sophiaan SE MSI membagikan teknik wawancara jurnalistik, Ahad (3/11/2024).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Achmad Zainuri Universitas Muhammadiyah Jember Jawa Timur saat acara Road Show Media Afiliasi Muhammadiyah Jatim yang terdiri PWMU.CO, PWMUtv, Matan, Tabligh.id, dan Maklumat.id.
Sebanyak 80 kontributor se-Besuki mengikuti acara ini. Mulai dari Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Kabupaten Banyuwangi.
Ainur panggilan akrabnya, menyampaikan teknik wawancara jurnalistik dengan sangat detail. Melalui slide pptnya dia memulai ulasannya dengan menjelaskan tiga unsur berita, yaitu reportase, wawancara, dan riset.
Menurutnya ada lima tujuan wawancara yang dilakukan oleh jurnalis, antara lain untuk mendapatkan informasi, verifikasi, konfirmasi, sugesti, dan provokasi.
Selain itu jurnalis yang pernah bergabung dengan Jakarta Post selama 20 tahun itu mengatakan ada lima model wawancara yang harus dipahami oleh seorang jurnalis. Di antaranya, wawancara khusus (eksklusif), on the street, door step atau hit and run, telefon, dan press conference.
Agar dapat memahami lebih detail teknik wawancara jurnalistik, maka Ainur meminta jurnalis membagi wawancara ke dalam tiga tahap:
Sebelum wawancara
- Pelajari isu, problem, fakta, dan data.
- Pastikan Narasumber yang kompeten.
- Buatlah pertanyaan kunci (key question).
Selama wawancara
- Pertanyaan awal tergantung model wawancara, bila wawancara khusus gunakan perbincangan santai.
- Camkan jawaban narasumber.
- Rekam jawaban narasumber untuk menjamin akurasi, objektivitas, dan validitas informasi.
- Bila jawaban tidak fokus, giring dengan sopan.
- Cekatan mengembangkan jawaban narasumber.
Setelah wawancara
- Pastikan inti jawaban narasumber yang bisa dijadikan lead berita.
- Transkrip yang panjang bisa dikonversi dengan aplikasi tertentu.
- Bila ragu, lakukan konfirmasi ulang.
Dalam penjelasannya Ainur juga menambahkan teknik wawancara yang dapat diterapkan oleh jurnalis.
“Bisa dengan love story, devils advocate, dan bluffing,” imbuhnya.
Mengakhiri uraiannya dia berpesan kepada para jurnalis itu agar memperkaya kosakata yang lazim, meskipun latarbelakang pendidikannya beragam. Kosakata tersebut misalnya, fluktuasi, inflasi, krisis moneter, tersangka, terduga, dan lainnya.
Penulis Taufiqur Rohman Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan