PWMU.CO — Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran menggelar pelatihan membatik di Aula KH Abdurrahman Syamsuri, Senin (4/11/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan aksi Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA) dengan tema “Batik Kearifan Lokal,” yang diikuti oleh siswa dan guru pendamping.
Pelatihan ini menghadirkan Ibu Anik Pujianti, seorang pengrajin batik ternama, untuk memperkenalkan teknik dasar membatik kepada para peserta.
Pengenalan pelatihan dibuka dengan penjelasan singkat mengenai pentingnya pelestarian budaya lokal melalui batik. Motif-motif khas Paciran, seperti motif rajungan dan udang yang menggambarkan hasil laut dan kekayaan alam daerah, menjadi fokus utama dalam kegiatan ini.
Setelah pengantar tersebut, para peserta berlanjut ke sesi praktik. Mereka memulai dengan menggambar pola di atas kain mori. Kemudian, menggunakan canting untuk mengaplikasikan malam panas.
Meski banyak siswa yang baru pertama kali mencoba membatik, suasana penuh semangat tampak dari ketekunan mereka mengikuti arahan.
Muhammad Nuril, siswa kelas X MIPA, mengungkapkan pengalamannya mengikuti pelatihan ini. “Awalnya saya merasa canggung memegang canting, tetapi setelah beberapa kali mencoba, saya mulai terbiasa. Kegiatan ini membuat saya menyadari bahwa membatik memerlukan kesabaran dan ketelitian,” katanya.
Mempelajari Kearifan Lokal
Kepala Madrasah, Purwanto MPd, menjelaskan bahwa pelatihan membatik ini merupakan wujud nyata dari komitmen madrasah untuk mengembangkan pembelajaran yang mengedepankan kearifan lokal.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga dapat menghargai budaya daerah mereka sendiri,” ujarnya.
Setelah sesi praktik selesai, para siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan tantangan dan pengalaman mereka selama proses membatik.
Diskusi ini bertujuan untuk saling berbagi tips dan trik dalam memperbaiki hasil karya. Para guru pendamping turut memberikan masukan dan apresiasi terhadap usaha yang telah dilakukan oleh siswa.
Dengan adanya pelatihan ini, para siswa diharapkan dapat lebih menghargai seni batik dan menumbuhkan kebanggaan akan warisan budaya lokal.
Hasil karya dari pelatihan membatik ini juga direncanakan akan dipamerkan dalam kegiatan P5RA yang akan datang, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan hasil kreativitas mereka kepada khalayak.
Penulis Wahidul Qohar Editor Zahra Putri Pratiwig