TC Vokasi UMM
Instruktur Teknis Form Work Japan Tsuneo Takaishi menjelaskan, para peserta telah melalui masa pelatihan selama sekitar sembilan bulan, baik itu pelatihan Bahasa Jepang maupun keahlian dasar bekerja di bidang konstruksi. Pihaknya juga membekali peserta dengan berbagai keahlian terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Di Jepang, peraturan soal K3 sangat ketat.
Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UMM, Tulus Winarsunu mengaku kagum karena ke-16 peserta ini dapat lulus sertifikasi dalam waktu tak lebih dari setahun. Sebelumnya, TC Vokasi UMM juga telah memberangkatkan 19 peserta pada periode Mei-Juni 2024.
“Alhamdulillah, ini sudah batch kedua. Hari ini mereka sudah mengantongi dua sertifikasi, dua keahlian sekaligus dan langsung diterima. Dalam waktu dekat, mereka sudah berangkat. Hanya tersisa masalah teknis saja,” kata Tulus.
Sesuai kontrak, jelas Tulus, mereka akan bekerja di Jepang dengan durasi waktu 5 tahun. Setelah itu, mereka bisa pulang atau memutuskan untuk lanjut beekrja di Jepang lagi. Mereka juga bisa mencari kerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Adapun ini menjadi bagian dari komitmen Vokasi UMM dalam visi diaspora untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi berstandar internasional yang melahirkan melahirkan generasi unggul dan mandiri melalui skill and job center.
Di sisi lain, salah satu peserta Habiburahman dari Padanh mengaku senang karena mimpinya bekerja di luar negeri dapat terwujud. Usai menempuh pelatihan di TC Vokasi UMM selama satu tahun, ia telah resmi bekerja di perusahaan konstruksi di Distrik Saitama dengan gaji mencapai Rp24 juta per bulan. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah