Oleh: Mirnawati
PWMU.CO – Apa sebenarnya pendidikan itu? Ketika mendengar kata “pendidikan,” sebagian besar orang mungkin langsung terbayang pada sekolah atau lembaga pendidikan formal.
Ini karena kita seringkali mengaitkan pendidikan dengan mereka yang duduk di bangku sekolah atau universitas.
Namun, apakah benar bahwa seseorang yang tidak menempuh jalur sekolah formal dianggap sebagai orang yang tidak berpendidikan?
Pendidikan, sejatinya, adalah proses yang jauh lebih luas dari sekadar sekolah. Pendidikan mencakup upaya pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta karakter seseorang.
Ini dapat diperoleh melalui berbagai cara—melalui pengalaman hidup, interaksi dengan orang lain, atau pembelajaran mandiri.
Bahkan, orang yang tidak menempuh pendidikan formal tetap dapat berpendidikan jika ia memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui cara-cara lain.
Secara umum, pendidikan terbagi menjadi tiga bentuk: pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan formal mencakup sekolah, universitas, dan institusi pendidikan lain yang diatur oleh kurikulum tertentu. Di sini, individu belajar secara sistematis dan bertahap sesuai standar akademik.
Sementara itu, pendidikan nonformal mencakup kursus atau pelatihan singkat seperti kursus keterampilan atau sertifikasi, yang tidak terlalu terikat pada kurikulum standar namun tetap memberikan pengetahuan dan keterampilan spesifik.
Terakhir, pendidikan informal berlangsung di kehidupan sehari-hari, di mana seseorang belajar melalui pengalaman pribadi, interaksi sosial, dan pengajaran dari keluarga serta lingkungan.
Misalnya, seorang anak bisa belajar nilai-nilai moral dan etika dari keluarganya tanpa harus berada di kelas.
Ia belajar tentang empati, disiplin, dan tanggung jawab melalui hubungan sosial dalam keluarga dan masyarakat.
Demikian pula, seorang petani mungkin tidak pernah duduk di bangku sekolah, tetapi melalui pengalaman di lapangan, ia bisa memahami banyak hal tentang cuaca, tanah, dan teknik bercocok tanam.
Ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak terbatas pada lembaga formal; pendidikan adalah proses pembelajaran sepanjang hayat.
Perkembangan teknologi juga telah membuka akses pendidikan yang lebih luas. Kini, seseorang bisa belajar dari internet, membaca buku digital, atau mengikuti kursus online.
Dengan demikian, pendidikan menjadi lebih inklusif, dan setiap orang memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan kapan saja dan di mana saja.
Pendidikan juga bukan hanya soal mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi tentang pembentukan karakter dan penguatan nilai-nilai moral.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap individu agar mampu berperan secara efektif dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Seseorang yang tidak menempuh jalur formal pun tetap bisa menjadi pribadi yang berpengetahuan dan berkarakter.
Pandangan bahwa pendidikan hanya soal sekolah sering kali membuat orang meremehkan mereka yang tidak bersekolah.
Padahal, setiap individu memiliki cara belajar yang unik. Pendidikan adalah hak dan kesempatan yang bisa ditempuh melalui berbagai jalan.
Dengan pemahaman ini, kita bisa lebih menghargai beragam bentuk pengetahuan dan menghormati orang yang belajar dengan cara mereka sendiri.
Opini ini mengingatkan kita bahwa pendidikan tidak hanya diperoleh di sekolah. Orang yang bersekolah tidak boleh merendahkan mereka yang belajar melalui jalur lain.
Meskipun sekolah tetap penting sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan formal yang terstruktur, kita perlu memahami bahwa pendidikan adalah proses sepanjang hayat yang bisa diperoleh di mana saja dan melalui beragam cara.
Dengan saling menghargai, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana semua bentuk pendidikan dihargai dan diapresiasi.
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan