Oleh: Hendro Susilo (Guru SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta)
PWMU.CO – Awal Oktober 2024, saya mengikuti pelatihan jurnalisme lingkungan yang diselenggarakan oleh GreenFaith Indonesia, Tempo Institute, dan 1000 Cahaya di gedung pusat dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Isu lingkungan dan perubahan iklim adalah masalah global yang tidak mengenal batas agama dan negara. Krisis ini mengancam kehidupan bersama, sehingga tindakan kolektif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda, sangat diperlukan.
Saya diundang untuk mewakili media muhammadiyahsolo.com dan bertemu dengan pegiat media lainnya. Isu lingkungan menjadi topik utama, dengan fokus pada penulisan narasi isu lingkungan melalui perspektif agama.
Ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan serta membangun kesadaran kolektif untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan.
Isu Lingkungan dalam Persepsi Masyarakat
Dalam salah satu sesi pelatihan, kami disajikan data riset terkait lingkungan. Data ini menunjukkan bahwa pemanasan global dianggap sangat membahayakan, terutama bagi Indonesia, flora dan fauna, serta generasi masa depan.
Survei yang dilakukan oleh Populix (2023) terhadap 1000 responden berusia 17-39 tahun di kota besar dan kecil menunjukkan bahwa polusi udara, pengelolaan sampah, dan kerusakan tanah adalah isu lingkungan yang mendesak.
Menanggapi hal ini, diperlukan gerakan edukasi yang melibatkan semua elemen masyarakat, dimulai dari lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Membangun Kesadaran Generasi Z dan Alpha
Untuk mengatasi krisis lingkungan, perlu ada upaya edukasi yang kreatif, terutama bagi generasi Z dan Alpha. Mereka lahir di tengah kemajuan teknologi, sehingga pendekatan melalui media digital akan lebih efektif.
Generasi Z yang tumbuh di era transisi digital sudah sangat terbuka terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan hidup.
Sementara itu, generasi Alpha, yang sepenuhnya tumbuh dalam perkembangan digital, menjadikan teknologi sebagai bagian alami dari hidup mereka.
Dalam pelatihan jurnalisme lingkungan, kami mengetahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia memiliki pandangan konservatif mengenai kewajiban menjaga lingkungan.
Namun, untuk generasi Z dan Alpha, penyajian narasi yang segar dan kreatif sangat diperlukan. Teknologi informasi menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan isu lingkungan dengan cara yang lebih menarik dan sesuai dengan karakteristik mereka.