Budaya Hidup Ramah Lingkungan di Sekolah
Generasi Z dan Alpha, yang saat ini berada dalam usia sekolah, sangat membutuhkan penanaman budaya ramah lingkungan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter siswa, bukan hanya dalam aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.
Oleh karena itu, kurikulum sekolah harus melibatkan pendidikan lingkungan hidup sebagai bagian dari pembelajaran.
Gerakan sekolah ramah lingkungan dapat dimulai dengan edukasi mengenai pengelolaan sampah. Di sekolah, misalnya, siswa dapat diajarkan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik serta mengelola sampah menjadi pupuk.
Di SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, siswa diajarkan untuk memilah sampah botol plastik. Sekolah bekerja sama dengan industri rumah tangga yang mengelola sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis.
Selain itu, siswa juga diberikan keterampilan dalam mengolah sampah menjadi produk bernilai seperti lilin, sabun dari minyak jelantah, dan aksesori dari limbah plastik.
Dengan upaya yang konsisten, sekolah tidak hanya mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan tetapi juga memberikan contoh nyata dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Pendidikan lingkungan yang diterapkan di sekolah akan memberikan dampak besar bagi siswa dan lingkungan sekitarnya. Ini akan membantu membangun karakter peduli lingkungan yang akan terus berlanjut hingga dewasa.
Kesimpulan
Penanaman kesadaran lingkungan di sekolah sangat penting, terutama untuk generasi Z dan Alpha. Sekolah harus menjadi wadah untuk membentuk karakter siswa yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Dengan menggunakan pendekatan yang kreatif dan memanfaatkan teknologi, isu lingkungan dapat disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah diterima.
Selain itu, melalui pendidikan lingkungan hidup, kita dapat menciptakan budaya ramah lingkungan yang berkelanjutan, dimulai dari sekolah, untuk masa depan yang lebih baik.
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan