Terlepas dari tantangan dan dinamika yang dialami dari masa penjajahan hingga reformasi saat ini, Muhammadiyah semakin lama semakin kokoh dan solid. Hal ini dapat dilihat dari tertibnya manajemen, administrasi, keuangan, leadership dan permusyawaratannya.
Selain itu, sistem pemilihan pimpinan dan permusyawaratan Muhammadiyah pun sudah baku, sehingga memiliki konsep demokrasi yang berbeda dengan negara dan organisasi lainnya. Sistem baku yang berlaku di persyarikatan selama ini terlihat nyata.
Pertama, sejak didirikan, Muhammadiyah tidak pernah menjadi partai politik. Hanya saja pernah menjadi anggota istimewa Partai Masyumi di zaman demokrasi liberal. Namun kemudian persyarikatan menyatakanmelepaskan diri dari partai politik hingga saat ini, walaupun ada desakan agar Muhammadiyah menjadi partai, namun hal itu tidak berhasil dan tidak terwujud. Apalagi pesan KH Ahmad Dahlan tetap dipegang teguh, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah”.
Jika persyarikatan menjadi partai politik, maka pesan ini akan menjadi sebaliknya, sebab dalam realitasnya, partai adalah tempat mencari penghidupan bagi aktivisnya.
Namun demikian, Muhammadiyah tidak melarang individual, pimpinan dan anggotanya masuk ke dalam partai manapun asal tidak membawa-bawa organisasinya. Hanya saja mereka diharapkan untuk tidak menjadikan persyarikatan sebagai alat dan sarana untuk mencapai tujuan politiknya.
Kedua, administrasi termasuk juga keuangan Muhammadiyah menerapkan secara tertib dan tercatat secara baik. Sejak berdirinya persyarikatan, benar-benar menertibkan administrasi organisasi dan keuangannya. Semuanya benar-benar tercatat dengan baik, tersimpan dalam arsip, terdokumentasi dengan rapi, tertib dan transparan.
Contoh sederhana tentang tertibnya administrasi dan keuangan dapat dilihat dari prasasti pembangunan gedung PP Muhammadiyah yang berada di jalan KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Dalam prasasti di bagian tembok gedung itu tertulis tentang biaya pembangunan, yang tercatat sebagai berikut “Hasil Kongres ke 29/1940 sebesar 2.500. Dari saldo C.PPK-M & Derma-2 sebesar 2.500. 2500+2500= 5000”.
Prasasti tersebut bukti betapa tertibnya administrasi dan keuangan Muhammadiyah. Belum lagi arsip dan dokumentasi organisasi, termasuk administrasi keanggotaan atau Nomor Baku Anggota Muhammadiyah (NBAM) hingga hari ini.
Ketiga, administrasi kegiatan dan permusyawaratan Muhammadiyah tercatat dengan rapi dari mulai tingkat pusat hingga daerah. Hanya di tingkat cabang dan ranting masih belum semuanya rapi, sehingga Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) berusaha untuk menertibkan administrasi cabang dan ranting dengan berbagai pendekatan. Di antaranya menyelenggarakan LPCRPM Award.
Tertibnya administrasi ini juga dapat dilihat ketika Muhammadiyah secara teratur mengeluarkan buku “Berita Resmi Muhammadiyah”. Isi buku ini memuat berbagai keputusan resmi persyarikatan termasuk majelis-majelis yang berada di bawah naungannya.