Ilustrasi Generasi Alpha, foto: Rumah Yatim
Atiyah Syaher – Siswi SMK Negeri 8 Palembang
PWMU.CO – Generasi Alpha, generasi yang lahir di era digital ini antara tahun 2010 hingga 2025, adalah anak yang tidak hanya terpapar teknologi sejak lahir, tetapi juga dibentuk oleh informasi yang melimpah dan interaksi global yang terus-menerus, serta memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemimpin masa depan. Kecerdasan digital yang mumpuni dan akses informasi yang begitu mudah, dapat memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam memajukan masyarakat. Dalam konteks Muhammadiyah, merupakan organisasi sosial dan keagamaan terbesar di Indonesia dan memiliki sejarah panjang dalam bidang pendidikan, juga memiliki peran dalam gerakan pencerahan membentuk generasi alpha menuju Indonesia berkemajuan.
Gerakan Pencerahan dalam Pendidikan
Menghadapi generasi Alpha, salah satu fokus utama Muhammadiyah adalah pendidikan melalui gerakan pencerahan. Ide (gagasan) gerakan pencerahan ini berawal dari Muktamar Muhammadiyah XXXXVII di Makasar oleh Yunahar Ilyas (2015) sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah masa bhakti 2010-2015. Haedar Nashir (2019) mengatakan bahwa gerakan pencerahan bagi Muhammadiyah bukan akan, tetapi telah dimulai sejak KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Kehadiran gerakan pencerahan ini mempunyai tiga unsur: Pertama, pembebasan adalah mereformasi umat pada sumber ajaran Al-Quran dan Sunnah Nabi yang murni dengan mengembangkan ijtihad di banyak bidang kehidupan masyarakat dalam rangka aktualisasi dari gerakan pencerahan.
Kedua, pemberdayaan melalui dakwah, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. Sejarah sudah mencatat kiprah Muhammadiyah satu abad mendidik anak bangsa, dari rahim organisasi ini lahir puluhan ribu sekolah, ratusan perguruan tinggi, rumah sakit, dan panti-panti yatim dan jompo. Widya Lestari Ningsih (2023) mencatat bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah mempunyai 3.334 dalam berbagai jenjang yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
Ketiga, memajukan dalam segala aspek, baik ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, ekonomi, politik, maupun budaya. Gerakan pencerahan yang dilakukan Muhammadiyah terus-menerus ini merupakan dalam rangka memajukan bangsa dan negara khususnya dunia pendidikan.
Menginspirasi dari tulisan Furqan Mawardi (2023), bahwa berdasarkan Indek Pertumbuhan Manusia Indonesia masih rendah yang diakibatkan salah satunya adalah rendahnya tingkat pendidikan. Berkaca dari sejarah negara dan masyarakat Jepang yang begitu perhatian terhadap pendidikan. Meskipun luluh-lantak dari perang dunia, kembali bangkit dan paling maju dalam berbagai hal (pendidikan dan teknologi).
Masa Depan Generasi Alpha: Peran Muhammadiyah
Menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi dengan bangsa-bangsa lain dan demi masa depan Indonesia yang lebih maju maka diperlukan transformasi kehidupan bangsa di berbagai bidang kehidupan. Bagi Muhammadiyah, salah satu agenda gerakan pencerahan yang harus terus-menerus diikhtiarkan secara lebih masif dan bersifat transformatif dengan mengembangkan kualitas manusia Indonesia agar menjadi insan yang berkemajuan, yaitu insan atau manusia yang memiliki jiwa, pikiran, sikap, dan tindakan-tindakan yang maju dalam segala aspek kehidupan sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama dan kebudayaan yang hidup subur di tubuh bangsa Indonesia melalui pembinaan keluarga (Muhammadiyah, 2021 & 2022).
Dari lingkup keluarga pula generasi Alpha akan memahami sesuatu benar-salah, halal-haram, serta dari lingkup keluarga ini, generasi Alpha akan mengenal siapa Tuhannya dan siapa dirinya sendiri. Maka Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang memiliki sayap perempuan (Aisyiyah), wajib merasa bertanggung jawab dan terpanggil untuk menjadikan pembinaan keluarga menuju keluarga sakinah. Mewujudkan keluarga sakinah sebagai salah satu program utama mesti menjadi perhatian khusus. Apalagi bila melihat realitas keadaan keluarga di Indonesia yang masih dipenuhi dengan banyak masalah (pernikahan dini, gizi buruk, hingga perceraian yang terus terjadi dan angkanya terus meningkat).
Mengapa Generasi Alpha Bermuhammadiyah Penting?
Tentu saja, dalam membentuk generasi alpha bermuhammadiyah, juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah persaingan dengan berbagai ideologi dan gaya hidup yang ditawarkan oleh dunia modern. Namun, di sisi lain, tantangan ini juga merupakan peluang bagi Muhammadiyah untuk terus relevan dan mampu menjawab kebutuhan generasi Alpha. Dalam konteks Muhammadiyah, organisasi ini memberikan peluang yang signifikan untuk generasi Alpha masa depan terutama pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama Muhammadiyah. Melalui pendekatan yang lebih kreatif dan fleksibel, Muhammadiyah dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan minat generasi Alpha.
Menggabungkan metode pembelajaran konvensional dengan teknologi, seperti pembelajaran berbasis proyek dan game edukatif, akan menarik minat siswa serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan (Kemendikbud RI, 2022).
Hal ini dideskripsikan bahwa generasi Alpha memiliki keahlian dalam teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan dakwah Muhammadiyah, melalui penggunaan media sosial, aplikasi mobile, dan platform pembelajaran daring, Muhammadiyah dapat menyebarkan ajaran Islam dan program sosialnya secara lebih efektif. Misalnya, webinar dan live streaming edukasi dapat menarik minat generasi Alpha. Pendekatan ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menciptakan komunitas yang lebih terhubung (Azzam, 2021).
Simpulan
Muhammadiyah memiliki kesempatan emas untuk menjadi pelopor dalam menciptakan Indonesia yang berkemajuan melalui gerakan pencerahan. Dengan mengedepankan pendidikan yang inovatif, meningkatkan kesadaran sosial, dan beradaptasi dengan cara-cara dakwah yang modern, Muhammadiyah dapat menjawab tantangan yang dihadapi oleh generasi Alpha. Generasi Alpha memiliki potensi luar biasa untuk membawa Muhammadiyah menuju masa depan yang lebih progresif dan berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat dan bangsa.
Editor Teguh Imami