Memang, Kiai Mukhid tidak tergolong dari deretan orang-orang kaya. Ia hanyalah seorang guru swasta. Sebuah profesi dengan gaji yang tidak begitu besar. Berkat pertolongan Allah dan tekadnya yang sangat kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya, Kiai Mukhid telah berhasil mengantarkan semua putra-putrinya sampai ke jenjang pendidikan sarjana strata satu (S1).
Geliat dakwah Islam di Kota Batu disokong oleh sejumlah komponen yang satu sama lain saling terkait. Komponennya adalah masjid, madrasah, jamaah pengajian, jamaah dzikir, pondok pesantren, maupun organisasi masyarakat. Sebagai sebuah organisasi, Persyarikatan Muhammadiyah menempati posisi yang cukup signifikan dalam turut serta mensyiarkan cahaya Islam di Kota Wisata tersebut.
Tidak ada yang tahu dengan pasti, kapan secara resmi Muhammadiyah berdiri di Kota Batu. Yang jelas, organisasi Islam besutan Kiai Haji Ahmad Dahlan ini telah ada di Kota Batu, setidaknya sebelum tahun 1939. Sebagai bukti, terdapat foto Pengurus Aisiyah yang disimpan oleh Ibu Sukomiharjo (Ibu dari Bapak Moerdiono, Menteri Sekretaris Negara di era Orde Baru) bertarikhkan 1939.
Jika merujuk pada buku-buku sejarah, tahun 1938, Kota Malang mendapatkan kehormatan besar sebagai tuan rumah Kongres Muhammadiyah ke-27. Ini menandai bahwa jauh sebelum tahun tersebut, ideologi dan spirit Muhammadiyah telah menjadi bagian penting dalam denyut nadi syiar dan dakwah Islam di Malang Raya, khususnya daerah Batu. Dari organisasi berlambangkan sinar Sang Surya inilah, seorang Kiai Abdul Mukhid mendarma baktikan segenap jiwa pengabdiannya.
Dalam perjalanan kiprah di Muhammadiyah, Kiai Mukhid turut dalam membidani lahirnya sejumlah institusi pendidikan. Institusi pendidikan itu meliputi SD Muhammadiyah 04, SMP Muhammadiyah 08, SMP Muhammadiyah 02, SMA Muhammadiyah 03, dan SMK Muhammadiyah 01. Dikalangan murid-murid Perguruan Muhammadiyah, Kiai Mukhid sangat populer .
Selain mengajar Pendidikan Agama Islam, Kiai Mukhid juga mengajar olahraga. Selain mengajar di sekolah Muhammadiyah, ia juga mengajar di sejumlah sekolah swasta yang tersebar di Kota Batu, diantaranya SMP Taman Siswa, SMP Islam, dan SMA Islam.
Kiai Mukhid seorang guru yang bertipikal ‘killer’ dan berwibawa. Namanya sudah ‘terlanjur’ mashur sebagai seorang guru yang tegas terhadap murid-muridnya, terutama ketika melanggar norma dan etika. Tentunya, itu semua didasari oleh rasa kasih sayang dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Beliau tidak segan-segan menjewer, memukul, bahkan menempeleng sang murid ketika melanggar peraturan, bertindak kurang sopan, tidak beretika, atau melampaui batas. Terpenting baginya adalah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, hal terpenting dalam Persyarikatan Muhammadiyah.