Selepas sholat Subuh, rumah Kiai Mukhid dibanjiri warga yang ingin bertakziah atas meninggalnya tokoh panutan warga Muhammadiyah. Tidak hanya warga Muhammadiyah, sejumlah tokoh agama, pejabat pemerintah, serta murid-murid almarhum datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Setelah jenazah Kiai Mukhid di sholatkan di Masjid Mujahidin, jenazah itu segera dimakamkan di pemakaman umum Desa Bumiaji. Kiai Mukhid, pak guru yang tegas itu, meninggal dalam usia 78 tahun. Ia telah meninggalkan sejuta goresan kenangan dan teladan bagi keluarga, murid, sahabat, dan sebagian besar warga Muhammadiyah. Bagaimana dengan kita?
Adalah Kiai Haji R. Hadjid, murid termuda Kiai Haji Ahmad Dahlan, dalam masterpicenya yang berjudul, “Pelajaran KH.A. Dahlan: 7 Falsafah Ajaran & 17 Kelompok Ayat Al-Quran” mencoba merekam pelajaran-pelajaran yang pernah diterimanya dari pendiri Muhammadiyah tersebut.
Pada pelajaran pertama, ia menulis perkataan para ulama yang kerap disitir oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, “Manusia semuanya mati kecuali para ulama. Dan semua ulama dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan mereka yang beramal-pun dalam kekhawatiran kecuali mereka yang Ikhlas”. Kiranya, kutipan dari pendiri Muhammadiyah itu sangat relevan dalam konteks kepribadian Kiai Abdul Mukhid.
Kisah dan teladan sosok guru yang legendaris ini tidak berhenti sampai disini, masih banyak teladan yang perlu kita ambil darinya. Dalam tulisan berikutnya, akan sedikit kami ungkap sepercik keteladanan tersebut. (*)
Editor Notonegoro