Aktualisasi Pesan KH Ahmad Dahlan
Memang tidak mudah mengukur keikhlasan seseorang karena berkaitan dengan qalbu atau hati. Namun sepanjang mereka menggerakkan Muhammadiyah dengan penuh pengorbanan dan kesungguhan, ini sudah menjadi ukuran tentang keikhlasan mereka dalam berjuang dan berdakwah di persyarikatan.
Namun harus diakui, bagi para pimpinan Muhammadiyah yang berkecimpung di dalam lingkungan amal usaha, belum tentu mendapat imbalan yang layak. Tanpa mereka mengeluh dan menuntut imbalan lebih besar sudah menjadi bukti, bahwa mereka bekerja di amal usaha bukan mencari penghidupan. Apalagi mereka lakukan dengan sepenuh hati tanpa mengeluh, kecuali hanya pada Allah saja.
Namun demikian, jika pimpinan yang mengabdikan diri di amal usaha Muhammadiyah mendapatkan imbalan yang cukup besar, maka tidak berarti akan menghilangkan keikhlasan mereka dalam berjuang dan berdakwah di persyarikatan. Bisa saja, semakin besar imbalan yang mereka dapatkan, justru dapat meningkatkan semangat dan memperkuat keikhlasan mereka. Sebab mereka sudah tidak dibebani lagi dengan urusan dunia dan kehidupan keluarganya.
Sebagaimana yang dialami oleh ulama dan imam imam tetap Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Mereka lebih fokus dan serius di dalam melaksanakan tugasnya dengan khusyuk, tanpa dipengaruhi lagi dengan urusan dunia dan kehidupan keluarganya yang menggangu keikhlasannya.
Namun demikian, pimpinan Muhammadiyah yang aktif dalam amal usaha organisasi, hendaklah tetap mengutamakan perjuangan dan dakwah daripada kepentingan pribadi dan keluarganya. Mereka harus tetap “Hidup hidupilah Muhammadiyah”, walau masih “mencari penghidupan dalam Muhammadiyah”.
Atau juga walaupun mereka, “Mencari penghidupan di Muhammadiyah”, namun itu dilakukan adalah dalam rangka “Menghidup hidupkan Muhammadiyah”. Tujuannya agar lebih unggul, berkembang dan berkemajuan, apalagi daripada dikelola oleh orang lain yang bukan kader persyarikatan.