Oleh: Sahbuddin Dg. Palabbi
PWMU.CO – Di tengah tantangan kesehatan yang kian kompleks, pendekatan kesehatan preventif kian mendesak untuk diutamakan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung semakin mengancam masyarakat luas dan memerlukan pengobatan berkepanjangan serta biaya yang mahal.
Berdasarkan data Riskesdas 2013 dan 2018, angka prevalensi PTM di Indonesia meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Diabetes, misalnya meningkat dari 2,4% (2013) menjadi 8,5% (2018). Demikian juga hipertensi, meningkat dari 9,5% (2013) menjadi 13,3% (2018). Sayangnya, masyarakat masih banyak yang berfokus pada tindakan kuratif daripada preventif.
Selain kesehatan individu, menjaga kesehatan lingkungan juga sama pentingnya guna menurunkan risiko penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak dari lingkungan yang tidak sehat.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi sosial-keagamaan terbesar di Indonesia, telah lama mempromosikan pendekatan kesehatan preventif sebagai langkah membangun masyarakat dan lingkungan yang lebih sehat.
Dengan nilai-nilai praksis yang diusungnya, Muhammadiyah tidak hanya menghadirkan layanan kesehatan, tetapi juga memberi dampak sosial yang besar dalam meningkatkan kesadaran kesehatan di masyarakat.
Melalui kampanye kesehatan, edukasi gaya hidup sehat, dan pengelolaan sampah medis, Muhammadiyah menunjukkan bahwa kesehatan preventif adalah kunci menuju Indonesia yang lebih sehat dan berkemajuan.
Manfaat Pendekatan Preventif bagi Kesehatan Masyarakat
Studi Kementerian Kesehatan menyebutkan biaya pengobatan untuk penyakit jantung di Indonesia mencapai lebih dari 10 triliun rupiah per tahun.
Sementara itu, 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami hipertensi, kondisi yang erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.
Data Riskesdas 2018 juga menunjukkan proporsi masyarakat yang memiliki toleransi glukosa terganggu semakin meningkat, menandakan semakin banyak orang yang berada dalam kondisi pre-diabetes dan berisiko tinggi untuk menderita diabetes.
Pendekatan kesehatan preventif memberikan banyak manfaat bagi individu maupun masyarakat luas. Langkah ini tidak hanya lebih efektif, tetapi juga jauh lebih murah dibandingkan dengan upaya pengobatan setelah penyakit muncul.
Menurut beberapa studi, setiap rupiah yang diinvestasikan pada upaya preventif dapat menghemat biaya pengobatan berlipat ganda di masa mendatang.
Salah satu kampanye preventif yang dilakukan Muhammadiyah adalah sosialisasi bahaya konsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Langkah ini bertujuan untuk menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung yang banyak diderita masyarakat Indonesia.
Melalui jejaring rumah sakit, klinik, dan lembaga pendidikannya, Muhamadiyah aktif mengubah kebiasaan masyarakat agar lebih sehat dan berdaya.
Dengan sosialisasi, edukasi dan kampanye gaya hidup sehat, Muhammadiyah mendorong masyarakat untuk beralih ke pola hidup yang lebih baik sejak dini, seperti rutin berolahraga, menjaga pola makan sehat, serta menjaga kesehatan mental dan emosional yang berpotensi menekan prevalensi PTM secara signifikan.
Kesehatan Lingkungan sebagai Bagian dari Pendekatan Preventif
Selain kesehatan individu, kesehatan lingkungan juga menjadi aspek penting dalam pendekatan preventif. Kesehatan lingkungan yang baik mendukung kualitas hidup dan menurunkan risiko penyakit menular yang sering timbul akibat lingkungan kotor.
Data WHO menunjukkan bahwa polusi udara menjadi penyebab 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia pada 2019[5]. Tak hanya membahayakan kesehatan manusia, polusi udara juga memicu pembentukan kabut asap dan hujan asam, merusak tanaman dan hutan, serta mencemari lingkungan.
Di beberapa wilayah, Muhammadiyah bersama komunitas setempat telah melaksanakan gerakan penghijauan dengan menanam pohon di sekitar kawasan permukiman dan fasilitas umum.
Gerakan ini tidak hanya membuat lingkungan menjadi lebih sejuk, tetapi juga membantu menyerap polutan yang berbahaya bagi kesehatan pernapasan.
Melalui kampanye kebersihan lingkungan, Muhammadiyah juga turut mengampanyekan pengurangan sampah plastik dan pencemaran yang mengganggu kesehatan masyarakat.
Data Riskesdas 2018 menunjukkan lebih dari 77,9% rumah tangga di Indonesia masih menggunakan tempat sampah terbuka yang berisiko menyebarkan penyakit.
Untuk itu, Muhammadiyah melakukan upaya preventif dengan mengajak masyarakat menggunakan tempat sampah tertutup agar lingkungan sekitar tetap terjaga kesehatannya.
Muhammadiyah juga menunjukkan komitmennya menjaga lingkungan sekaligus melindungi masyarakat dari potensi dampak kesehatan, melalui upaya pengelolaan sampah medis.
Di rumah sakit dan klinik Muhammadiyah, prosedur pengelolaan sampah medis diterapkan dengan ketat sesuai standar keamanan, sehingga limbah berbahaya tidak mencemari lingkungan.
Kolaborasi Strategis dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Muhammadiyah menyadari bahwa upaya kesehatan preventif tidak dapat dilakukan sendirian, membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, institusi pendidikan dan masyarakat.
Sinergi ini memungkinkan jangkauan edukasi dan dampak program kesehatan preventif lebih luas. Melalui kerja sama yang baik, Muhammadiyah berharap upaya kesehatan preventif dapat mengurangi beban penyakit, meningkatkan kebersihan lingkungan, serta menumbuhkan masyarakat yang lebih sehat.
Kolaborasi ini penting, mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengeluaran kesehatan per kapita meningkat 13% dari 2017 ke 2019, sebagian besar disebabkan oleh penyakit kronis yang seharusnya bisa dicegah.
Untuk itu, Muhammadiyah telah menjalin berbagai kemitraan strategis untuk memperluas upaya kesehatan preventif. Di antaranya kerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyukseskan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), sebuah inisiatif nasional untuk mendorong pola hidup sehat.
Melalui Germas, Muhammadiyah mendukung peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, yang sangat relevan dalam mendeteksi dini PTM seperti hipertensi dan diabetes.
Melalui kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi internasional, Muhammadiyah mendukung program transformasi layanan kesehatan di Indonesia.
Salah satu kolaborasi penting adalah transformasi layanan primer dengan melibatkan 300 unit Aisyiyah di seluruh Indonesia untuk memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat, khususnya ibu rumah tangga yang berperan besar dalam mendidik keluarga.
Kerjasama ini membuktikan bahwa organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui upaya preventif. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Islam tentang menjaga kesehatan sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab sosial.
Dengan penerapan nilai-nilai praksis seperti al-Maun, ali Imran, al-Taawun, dan al-Islah, Muhammadiyah membuktikan diri sebagai pelopor dalam pembangunan kesehatan berbasis nilai keagamaan yang inklusif dan berdampak luas.
Pendekatan kesehatan preventif yang diterapkan Muhammadiyah tidak hanya mengurangi beban PTM, tetapi juga membantu menjaga keberlanjutan lingkungan dan memperkuat ketahanan masyarakat.
Dengan semakin tingginya prevalensi PTM, langkah Muhammadiyah dalam edukasi gaya hidup sehat dan kampanye kesehatan lingkungan menjadi sangat relevan.
Jika seluruh elemen bangsa, dari pemerintah hingga masyarakat, bersatu padu dalam memprioritaskan kesehatan preventif, kita dapat menekan angka PTM dan menyiapkan generasi yang lebih sehat dan berdaya saing.
Pendekatan kesehatan preventif yang diusung Muhammadiyah menunjukkan bahwa pencegahan adalah kunci menuju masyarakat yang lebih sehat dan berkemajuan.
Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun