Oleh: Moh. Ridho Ilahi Robbi
PWMU.CO – Di usianya yang memasuki 112 Tahun, Muhammadiyah tergolong sebagai organisasi Islam yang memiliki peran penting dalam pendidikan di tanah air.
Sejak didirikan, Muhammadiyah telah berkomitmen untuk memajukan pendidikan melalui pendirian sekolah-sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya.
Tercatat lembaga pendidikan Muhammadiyah di tanah air berjumlah 3.334 dengan rincian Sekolah Dasar 1.904, Sekolah Menengah Pertama 1.128, Sekolah Menengah Atas 558, Sekolah Menengah Kejuruan 554, dan perguruan Tinggi Berjumlah 172 yang terdiri dari 83 Universitas, 28 Institut, 54 Sekolah Tinggi, 6 Politeknik, dan 1 Akademi.
Keunikan pendidikan yang digagas oleh muhammadiyah adalah Basis Pendidikan kaderisasi, yang mana hal ini memiliki beberapa aspek kunci yang sangat relevan.
1. Penanaman Nilai Islam
Muhammadiyah Sebagai organisasi Islam tentunya menekankan pentingnya nilai-nilai Islam dalam setiap aspek pendidikan kader.
Hal ini tidak hanya mencakup pemahaman teori, tetapi juga penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, kader yang dihasilkan oleh Muhammadiyah tidak hanya memiliki kemampuan Intelektual, tetapi juga memiliki komitmen moral dan spiritual yang kuat.
2. Penanaman Nilai pengembangan kepemimpinan
Melalui berbagai pelatihan dan keiatan yang digagas oleh Muhammadiyah, para kader diajarkan untuk menjadi pemimpin yang visioner dan responsif terhadap tantangan masyarakat.
Tentu saja hal ini sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang mampu berkontribusi secara positif ditengah dinamika sosial.
Selain itu, komitmen muhammadiyah dalam kontribusinya menciptakan pemimpin dapat dilihat dari penamaan setiap unsur pimpinan yang ada.
Muhammadiyah dalam hirarki organisasi lebih memilih Istilah Pimpinan daripada Pengurus. Hal ini tidak lain adalah pesan tersirat dari para pendiri Muhammadiyah untuk mengajarkan para generasi penerus untuk belajar bagaimana cara memimpin.
Sesuai dengan Firman Allah dalam Surah al-Baqarah Ayat 30 “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi”
Muhammadiyah sangat ketat dalam memilih pimpinan organisasi, Seseorang yang menjadi pimpinan dalam muhammadiyah tidak bisa mencalonkan diri melainkan harus melalui Rekomendasi dari orang lain.
Cara seperti ini sangat efektif dilakukan agar para pimpinan di Muhammadiyah bukan berasal dari seseorang yang ambisius, karena sejatinya jabatan Pimpinan adalah amanah dari ummat yang tidak boleh diminta, namun ketika diberikan juga tidak boleh ditolak.
3. Pendekatan Pendidikan Kaderisasi yang bersifat Inklusif
Pendidikan kaderisasi di Muhammadiyah bersifat Inklusif dan memberdayakan.
Sepak terjang muhammadiyah dalam pendidikan membuka peluang bagi berbagai kalangan untuk terlibat dalam proses kaderisasi, sehingga hal ini menciptakan komunitas yang beragam dan solid.
Seperti halnya di Universitas Muhammadiyah Papua dan Universitas Muhammadiyah Sorong yang memiliki Mahasiswa Mayoritas Non Muslim
Dari hal ini kita bisa melihat bahwa Pendidikan di Muhammadiyah bisa diterima oleh berbagai macam kalangan tanpa memandang Ras, Suku dan Agama.
Pendidikan semacam ini sangat mendukung terciptanya sinergi dalam menghadapi isu-isu sosial dan budaya yang kompleks.
4. Simbiosis Mutualisme dalam Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah sering memberikan bantuan pendidikan untuk para kadernya seperti Beasiswa dan juga bantuan pendidikan lainnya.
Hal ini sangat membantu sekali bagi masyarakat yang kurang mampu untuk meneruskan jenjang pendidikannya.
Namun, Muhammadiyah juga tidak serta merta mengekang para kadernya utuk selalu melakukan seperti yang muhammadiyah mau.
Justru muhammadiyah dalam gerakannya cenderung memberikan Pilihan-pilihan yang sangat mendukung terhadap potensi yang dimiliki oleh para kadernya.
Salah satu contoh adalah ketika ada seorang kader yang memiliki minat di bidang jurnalistik, Muhammadiyah melalui Hirarki Organisasinya menyediakan Platform Media seperti PWMU.CO, sehingga para kader yang memiliki ketertarikan pada dunia Jurnailistik memiliki wadah tempat ia berproses.
Dan lagi kader yang memiliki minat dibidang pendidikan Muhammadiyah juga menyiapkan berbagai wadah, baik dari Universitas, Sekolah dan lain-lain, sehingga kader yang telah menimba Ilmu di Muhammadiyah bisa menerapkan ilmunya kembali lewat muhammadiyah.
Tentunya hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam sektor pendidikan di Negeri Ini.
5. Tantangan Pendidikan Berbasis Kaderisasi ala Muhammadiyah
Pastinya dalam pendidikan berbasis kaderisasi ala Muhammadiyah juga memiliki tantangan yang harus dihadapi.
Pendidikan kaderisasi seperti ini harus terus ditingkatkan agar tetap bisa beradaptasi dengan peekembangan zaman.
Inovasi dalam metode pengajaran dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern sangat dibutuhkan agar kaderisasi tetap efektif.
Simbiosis Mutualisme antara Muhammadiyah dan para kadernya juga harus ditingkatkan agar Organisasi Islam seperti Muhammadiyah tetap terus mencerahkan bangsa ini.
Secara Keseluruhan, Basis Pendidikan kaderisasi ala Muhammadiyah sangat baik dalam menciptakan generasi yang berakhlak dan berkompeten.
Dengan pendekatan yang holistic dan inklusif, Muhammadiyah dapat terus berkontribusi dalam memajukan masyaraka dan bangsa.
Terakhir, selamat milad untuk gerakanku, dan teruslah mencerahkan alam semesta dengan sang suryamu, tetaplah menjadi Organisasi yang Independen, Saya bangga dan saya Bersyukur menjadi Warga Persyarikatan Muhammadiyah.
“Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku”
Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun