Konser musik religi bisa menjadi titik awal bagi mereka untuk menggugah kesadaran akan pentingnya memahami makna spiritual di balik setiap lirik. Fajar yang cerah dalam lirik tersebut melambangkan awal yang baru, sebuah kesempatan untuk memulai kembali dengan semangat yang segar.
Dalam konteks generasi muda saat ini, banyak di antara mereka yang terjebak dalam rutinitas dan kesibukan duniawi, sehingga kehilangan arah dalam memahami makna spiritual. Lirik “kabut hitam,” mengajak mereka untuk meninggalkan, yang dapat diartikan sebagai kebodohan, ketidakpahaman, atau bahkan pengaruh negatif yang menghalangi mereka dari upaya memahami ajaran Islam secara mendalam.
Dengan demikian, Muhammadiyah dapat berperan sebagai pemandu yang membantu generasi muda untuk menemukan jalan keluar dari kegelapan tersebut.
Untuk mencapai dampak yang lebih luas, Muhammadiyah perlu menjalin kerja sama erat dengan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait. Salah satu langkah konkretnya adalah mendorong pemerintah untuk memasukkan pendidikan agama yang berkualitas ke dalam kurikulum sekolah.
Selain itu, Muhammadiyah dapat bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk mengembangkan program-program pembinaan generasi muda yang lebih efektif.
Keterlibatan politik Muhammadiyah bukanlah tentang mengejar kekuasaan, melainkan tentang mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan terlibat aktif dalam kebijakan publik, Muhammadiyah dapat memastikan bahwa kepentingan umat Islam terwakili dan bahwa Indonesia terus bergerak menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Dengan demikian, Muhammadiyah tidak hanya menjadi garda terdepan dalam pencerahan spiritual generasi muda, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan karakter bangsa melalui kerja sama strategis dengan pemerintah dan lembaga terkait.
Hal ini akan menciptakan sinergi antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai keislaman yang akan mengantarkan generasi muda kepada pemahaman agama yang lebih mendalam dan bermakna. (*)
Editor Ni’matul Faizah