Literasi Al Quran
Boy menjelaskan bahwa Muhammadiyah memiliki motto t’arrujuk ila quran wassunnah’ yaitu kembali pada al Quran dan sunnah. Maka, bagaimana bisa menjalankan motto tersebut jika tidak memliki keterikatan dengan al Quran yang menjadi landasan kehidupan manusia.
“Sifatnya fleksibel dan harapannya bapak ibu bisa belajar al Quran dengan riang gembira. Yang terpring adalah bagaimana peserta bisa mendapatkan makna dari DQLP,” tegasnya.
Adapun para peserta diharapkan bisa memahami dengan baik masing-masing materi sesuai kelompok peminatan dalam 16 kali pertemuan. Agenda ini juga mengelurkan sertifikat kompetensi sebagai unsur pendukung indeks kinerja dosen dan indeks kinerja karyawan.
Di sisi lain, salah satu peserta Lintang Rinukti mengaku senang ada program tersebut. Sehingga ia bisa meningkatkan kemampuan membaca al Qurannya, apalagi bersama dengan teman-teman dosen dan pegawai lain. Meski sudah membacanya setial hari, Lintang ingin terus meningkatkan tajwid dan kemampuan membacanya.
“Kami juga bisa memilih mau kelas apa. Tidak hany kelas tahsin ataupun tartil, para peserta juga bisa berada di kelas tahfiz untuk hafalan atau bahkan tafsir untuk memahami isi al uran dengan lebih baik,” tambahnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah