PWMU.CO– SMK Muhammadiyah Lumajang makin memantapkan diri menjadi sekolah berbasis teknologi informasi (TI). Perangkat komputerisasi dilengkapi dan semua kelas dipasang CCTV yang dipantau di ruang monitor. Sekolah ini sudah siap menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer 2018.
Tak heran, sekolah yang terletak di Jl Letkol Slamet Wardoyo 103 Labruk Lor ini menjadi rujukan banyak sekolah lain untuk mencontoh maupun oleh Dinas Pendidikan dan Kantor Kemenag setempat sehingga SMK ini dinilai masyarakat sebagai sekolah terbaik.
SMK ini mempunyai tiga program yaitu keperawatan, farmasi dan multimedia. Setiap hari guru dan murid absen lewat finger print dan sms gate way. Keberadaan siswa datang dan pulang dikirimkan ke orangtua sehingga mengetahui perkembangan anaknya.
Kepala SMK Muhammadiyah Lumajang, Agus Siswantono, dihubungi Rabu (18/10/2017) pagi, merasa bersyukur sekolah yang dikelolanya menjadi rujukan di Lumajang. ”Kami masih terus berbenah untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Agus. Sekarang, sambung dia, sekolah sedang membangun gedung empat lantai untuk tambahan kelas.
Berita terkait: SMK MULU, Menembus Keterbatasan dengan Kualitas Prima
Dia menjelaskan, sekolah sudah ada 65 komputer untuk Ujian Sekolah dan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Komputer itu sudah dipakai murid untuk ujian tahun-tahun sebelumnya. Selain itu semua kelas ada CCTV untuk memonitor suasana kelas ketika proses belajar mengajar berjalan.
Sebagai sekolah berbasis TI, sambung dia, soal ujian tidak lagi dicetak di kertas namun dimasukkan program kemudian murid tinggal mengakses lewat komputernya. Nomor-nomor soal diacak sehingga setiap murid mendapatkan soal yang berbeda dengan temannya ketika mengakses komputer masing-masing.
Agus menyebutkan, dengan sistem ini di sekolahnya saat Ujian Sekolah dan Ujian Nasional tidak perlu lagi diawasi guru di kelas. Cukup dipantau dari ruang monitor yang terpasang layar lebar. ”Pengawas dari luar yang ditugaskan pun tidak masuk ke kelas tapi memantau bersama di ruang ini,” katanya.
Dia menegaskan sudah menanamkan kejujuran kepada muridnya untuk mengerjakan ujian maupun perilaku lainnya. ”Kita memberi kepercayaan anak, bahwa yang mengawasi ujian atau kegiatan setiap saat hanya Allah, guru atau manusia sekadar mengawasi secara terbatas,” ujarnya.
Hasilnya luar biasa, sambung Agus, murid-murid mempunyai kepercayaan diri mengerjakan soal dan tidak ada saling contek. Karena itu Agus berani menyatakan, di sini satu-satunya sekolah kalau UN maupun ujian lokal tidak pakai pengawas lagi.
Kejujuran muridnya di luar ujian, menurut Agus, juga patut dihargai. ”Di sini jika ada yang menemukan uang dalam jumlah besar sekalipun pasti diserahkan ke sekolah kemudian dikembalikan ke pemiliknya,” tandasnya.
Bagi dia, pendidikan bukan membentuk kepintaran saja namun juga akhlak mulia. Karena itu sejak sekolah berdiri tahun 2012, murid sudah dibiasakan shalat dhuha, mengaji, dan mendengar tausyiah. Dengan kerja keras itu, sekolah sudah terakreditasi A dan memiliki 640 murid yang dibina oleh 50 guru dan karyawan.
Prestasi yang pernah diraih murid sekolah ini antara lain finalis film 8 detik Southeast Asi’s Largest Movie Concert, juara satu kemah lingkungan hidup dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, juara II Lomba Video Pembelajaran Provinsi Jawa Timur, juara umum Perkemahan Besar Pandu Hizbul Wathan ( Pandu HW). (uzlifah)