Teologi Al-Maun merupakan cara berpikir yang dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan yang mengingatkan manusia akan perilaku menodai agama islam. (Istimewa/PWMU.CO).
PWMU.CO – Teologi Al-Maun merupakan cara berpikir yang dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan yang diambil dari Surat Al-Maun yang mengingatkan manusia akan perilaku menodai agama islam.
Lebih lanjut, teologi ini yang menjadikan pedoman Amal Usaha Muhammadiyah berkembang sangat pesat dan turut serta dalam pembangunan negeri.
Perkembangan Teologi Al-Maun terus berkembang sejak awal diperkenalkan oleh KH Ahmad Dahlan yang pada awalnya terimlementasikan pada amal usaha pesantren saja.
Teologi ini terus berkembang hingga terdapat amal usaha lainnya seperti Panti Asuhan, Panti Jompo, Sekolah, Perguruan Tinggi, hingga Rumah Sakit yang berada dalam amal usaha Muhammadiyah.
Pengembangan Teologi Al-Maun
Fakta perkembangan amal usaha muhammmadiyah ini merupakan bukti kuatnya Teologi Al-Maun dalam membangun negeri. Perkembangan teknologi pada era 4.0. Ini yang menyebabkan segala kegiatan serba digital, termasuk kegiatan usaha, intraksi sosial hingga administrasi pemerintahan.
Hal tersebut kemudian menjadikan dasar bahwa pengembangan Teologi Al-Maun harus dilakukan oleh Muhammmadiyah pada milad ke-112 ini. Muhammadiyah harus mengembangkan berbagai macam cara dakwah untuk mengimbangi perkembangan teknologi termasuk menutup cara baru manusia membuat kemungkaran.
Awal berdirinya Muhammadiyah adalah gerakan perubahan yang mempertimbangkan kekeliruan umat islam di Indonesia pada Ajaran Rasulullah SAW. Perkembangan teknologi ini dapat kita lihat terdapat untung dan kerugiannya.
Teknologi dapat menuntun umat ataupun menyesatkan umat. Kerugian yang dapat kita lihat atas perkembangan teknologi ini adalah penipuan semakin banyak, hingga ahlak umat semakin memburuk yang dapat kita lihat dari berbagai macem konten media sosial yang menunjukkan minimnya etika umat.
Peluang dakwah pengembangan Teologi Al- Maun dalam Artificial Intelligence ini cukup signifikan. Muhammadiyah dapat membuat dakwah dalam berbagai cara yang dapat menarik perhatian Gen Z dan Milenial hingga Gen Alpa yang dimana setiap kegiatannya selalu berhadapan dengan Teknologi.
Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan yang dapat menuntun manusia atau menyesatkan manusia dalam perkembangan dunia saat ini. Muhammadiyah harus menjalankan dakwah berbasis Artificial Intelligence untuk menarik perhatian umat islam saat ini.
AI dan Potensi Dakwah
Salah satu keunggulan Muhammadiyah adalah menentukan hari puasa melalui metode hisab, metode hisab ini adalah metode penentu hari pertama bulan Ramadhan yang sangat efektf, tetapi metode ini masih belum banyak yang memahami dan mengetahuinya.
Muhammadiyah dapat meluruskan pandangan umat islam dengan memanfaatkan Artificial Intelligence sehingga kedepannya tidak ada lagi kekeliruan dan keributan mengenai masa awal bulan Ramadhan sehingga umat dapat fokus beribadah dan bekerja untuk menafkahi keluarga hingga membangun negeri.
Selain itu, sudah masyhur kita ketahui bahwa tidak sedikit kesulitan akses mendapatkan buku oleh anak negeri terutama Mahasiswa. Pada organisasi Muhammadiyah terdapat banyak cendikiawan yang memilikih banyak sekali karya ilmiah yang dapat digitalisasikan sehingga Muhammadiyah memilih sebuah perpustakaan digital yang dapat di akses oleh siapapun dan dimanapun.
Muhammmiyah juga dapat menggunakan Artificial Intelligence dalam kolaborasi dakwah. Penggunaan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) untuk Dakwah juga dapat diprioritaskan dalam pengembangan Teologi Al-Maun seperti menampilkan reality yang dijanjikan dalam Al-Quran atas apa yang dijanjikan oleh Allah Yang dapat menyadarkan Umat islam yang sebagian golongan mengalami kekeliruan.
Pengembangan Teologi Al-Maun juga dapat berupa pembelajaran dan pemberdayaan pada mahasiswa Muhammadiyah terhadap kercadasan buatan yang dimana termasuk dalam menolong seseorang dengan barang yang berguna dan dapat bermanfaat kedepannya.
Ataupun dengan melalui Artificial Intelligence Muhammadiyah dapat mengembangkan amal usaha yang telah ada temasuk bantuan hukum, sebagai mana kita ketahui bahwa masyarakat saat ini membutuhkan bantuan hukum yang sangat signifikan.
Terdapat beberapa amal usaha muhammadiyah seperti Pos layanan bantuan Hukum Aisyah yang dapat menggunakan Artificial Intelligence dalam mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan bantuan hukum terutama para wanita-wanita untuk mendapatkan haknya dalam perceraian yang selama ini terabaikan.
Digitalisasi Tanpa Lupa Tujuan
Menjadi sesuatu yang menarik dan mengikuti perkembangan teknologi jika terdapat marketplace milik Muhammadiyah atas perkembangan Artificial intelligence. Dimana marketplace tersebut merupakan bagian dari amal usaha Muhammadiyah yang bergerak pada perdagangan hal yang halal dan dapat membantu perekonomian bangsa Indonesia.
Bahkan Lazismu memilih potensi signifikan dalam dakwah berbasis Artificial Intelligence, Lazismu dapat mengumpulkan dana umat yang tidak hanya zakat tetapi juga sedakah yang dapat dilakukan pengelolaan lalu disalurkan kepada anak yatim. Pengelolaan Dana umat oleh Lazismu dapat mempertimbangkan berbagai industri digital dan dapat membangun negeri.
Dengan berbagai peluang yang ada cukup memungkinkan bagi Muhammadiyah tidak hanya berhasil pada dakwah konvensional tetapi juga dakwah digital.
Setiap Perwakilan Wilayah Muhammadiyah dapat membuat sebuah progam prioritas untuk mensosialisasikan dakwah Teologi Al-Maun ini pada setiap kader yang ada, sehingga progam dakwah berbasis Artificial Intelligence dapat memilikih proges yang bagus.
Hal yang sangat perlu dilakukan oleh Muhammadiyah adalah memastikan pada milad ke-112 tahun ini, Muhammadiyah terus mendukung digitalisasi tanpa melupakan tujuan awal pendirian Muhammadiyah yaitu meluruskan kembali umat islam pada ajaran Rasullulah Saw.
Editor Danar Trivasya Fikri