Oleh: Cantika Puti Kinanti
PWMU.CO – Di tengah arus deras perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI), Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mengawal transformasi digital bangsa.
Gerakan pencerahan yang telah diusung Muhammadiyah sejak organisasi ini berdiri pada tahun 1912, kini menghadapi tantangan sekaligus peluang baru di era revolusi industri 4.0. Seharusnya, ini menjadi momentum bagi Muhammadiyah untuk memperkuat pengaruhnya dalam membentuk tatanan masyarakat yang beradab, berbasis ilmu pengetahuan, dan tetap berakar pada nilai-nilai spiritual.
Fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi telah tertanam sejak awal berdirinya organisasi ini. Muhammadiyah telah membuktikan kepada khalayak sebagai organisasi yang adaptif terhadap kemajuan zaman.
KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah, telah mencontohkan bagaimana Islam dapat berjalan beriringan dengan modernitas dan kemajuan ilmu pengetahuan. Prinsip ini semakin relevan di era digital, yang mana teknologi dan sains telah mengubah fundamental cara manusia untuk hidup, bekerja, dan berinteraksi.
Berbekal semangat adaptif tersebut, dalam konteks pembangunan berkelanjutan yang diterapkan di Negara Indonesia, Muhammadiyah memiliki posisi strategis untuk berkontribusi melalui berbagai amal usahanya.
Melalui ribuan institusi pendidikan yang dimiliki dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, Muhammadiyah dapat mengintegrasikan teknologi dan AI dalam sistem pendidikan, guna mendongkrak kemajuan pendidikan agar dapat selangkah lebih maju atau menyeimbangkan posisi dengan penyedia pendidikan diluar sana.
Pengembangan kurikulum yang memadukan nilai-nilai Islam dengan literasi digital akan melahirkan generasi yang tidak hanya cakap terhadap teknologi, tetapi juga berakhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai spiritual.
Transformasi digital ini juga membuka peluang bagi pengembangan ekonomi umat melalui platform e-commerce syariah, sistem keuangan digital berbasis masjid, hingga inkubasi startup teknologi yang dapat menjadi katrol penggerak ekonomi umat yang lebih baik ke depannya.
Sejalan dengan transformasi pendidikan dan ekonomi, dalam aspek pelayanan sosial, jaringan rumah sakit dan lembaga kesehatan, Muhammadiyah dapat memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan kualitas layanan yang dimiliki.
Sistem diagnosa penyakit berbasis AI dan manajemen kesehatan digital dapat mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Selain itu, lembaga zakat dan wakaf Muhammadiyah dapat memanfaatkan big data untuk pemetaan dan distribusi bantuan yang lebih tepat sasaran, memastikan bahwa bantuan sosial sampai kepada yang benar-benar membutuhkan.
Transformasi digital Muhammadiyah tidak berhenti pada ranah layanan sosial saja. Di ranah dakwah, perkembangan digital membuka peluang besar bagi Muhammadiyah untuk memperluas jangkauan pesan-pesan moderasi Islam ke seluruh penjuru. Di tengah maraknya radikalisme dan hoax di dunia maya, Muhammadiyah dapat menjadi mercusuar yang menyiarkan dakwah sehingga bisa membawa dampak besar di dunia digital.
Pengembangan konten dakwah multimedia dan platform diskusi Islam yang inklusif tidak hanya akan memperkuat peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam moderat, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya ekosistem digital yang sehat, berkeadaban, dan berlandaskan nilai spiritual yang kuat.