Tcah Angon
Hal ini dinilai sangat membantu para peternak, terutama di wilayah pedesaan seperti Dampit, Malang, yang menjadi fokus uji coba aplikasi Tcah Angon. Selain mendesain aplikasi, tim Afta melakukan survei lapangan untuk memahami kebutuhan peternak secara langsung. Salah satu kendala yang dihadapi adalah pemahaman para peternak terhadap teknologi baru ini.
“Kami berusaha membuat aplikasi yang sederhana dan mudah diakses oleh peternak, terutama mereka yang belum akrab dengan teknologi digital,” jelasnya.
Pengalaman di kompetisi internasional ini bukanlah yang pertama bagi Afta, meskipun baru kali ini ia mengangkat proyek bertema IoT. Ia mengakui bahwa keberhasilan ini berkat kerja keras dan dukungan rekan-rekannya.
“Kuncinya adalah pembagian peran sesuai keahlian masing-masing. Dukungan penuh dari prodi dan UMM juga memiliki peran besar. Apalagi di UMM semua mahasiswa bisa ikut apapun dan ada wadah yang bisa menampung potensi mereka masing-masing,” tegasnya.
Afta berharap agar prestasi ini dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa UMM untuk berprestasi di tingkat internasional. Selain itu juga harapannya Tcah Angon bisa direalisasikan di masa depan sehingga bisa membantu lebih banyak peternak di Indonesia,” ucapnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah