Pemeliharaan Pedet Perah
Dalam prosesnya, ia tidak sendiri. Listiari ditemani Sujono dan Ali Mahmud dari Fakultas Pertanian Peternakan UMM. Ia melanjutkan, pedet perah jantan sering kali diabaikan karena dianggap kurang bernilai dibandingkan pedet betina. Namun, dengan edukasi yang tepat, siswa dapat memanfaatkan potensi pedet jantan sebagai sumber daging berkualitas atau tenaga kerja. Penggunaan teknologi dalam peternakan juga diajarkan dalam program ini sehingga bisa menghadapi era digital dan industri 4.0.
“Pemeliharaan pedet perah jantan secara intensif dapat meningkatkan produksi daging lokal, yang pada gilirannya membantu mengurangi ketergantungan pada impor daging sapi. Dengan membekali siswa pengetahuan tentang manajemen usaha yang baik, mereka dapat membantu keluarga atau komunitas peternak di daerah mereka untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan,” tegasnya menambahkan.
Beberapa materi yang diberikan pada siswa SMK di antaranya manajemen pakan berkualitas yang membahas jenis pakan yang sesuai dan materi mengenai kesehatan ternak yang meliputi vaksinasi pengendalian penyakit, dan kebersihan kandang. Bahkan juga diajari tentang penggunaan teknologi untuk peternakan serta simulasi usaha dan kunjungan kerja.
“Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah, maka akan banyak peluang dari sektor peternakan. Terutama dari peternakan sapi perah yaitu dengan adanya penambahan susu gratis dalam program MBG. Dengan adanya rencana penambahan populasi sapi perah, maka bertambah pula jumlah pedet yang dilahirkan. Yang betina jelas untuk regenerasi, sementara yang jantan untuk penggemukan dan dijadikan pedaging,” kata Ali, anggota tim. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah