Dengan kualitas yang terjaga, maka pendidikan akan selalu dapat menjadi senjata utama dalam menghadapi segala tantangan zaman. (Luki Pratama/PWMU.CO).
oleh Kasropin Nugroho
PWMU.CO – Pada 18 November 1912 atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 H di Kauman, kota Yogyakarta organisasi besar Muhammadiyah didirikan.
Artinya telah 112 tahun bagi Muhammadiyah, waktu yang tidak sebentar dan telah melewati ragam sejarah serta cerita heroik dalam pengabdian kepada bangsa, negara, dan agama.
Eksistensi yang terjaga merupakan wujud dari Muhammadiyah yang konsisten dalam menjalankan visi misi organisasi dan tujuan dari pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan.
Sejarah Pendirian Muhammadiyah
Melansir dari muhammadiyah.or.id, disebutkan bahwa pendirian Muhammadiyah berawal dari adanya Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang proses belajar mengajarnya dilaksanakan di rumah KH. Ahmad Dahlan. Adapun KH. Ahmad Dahlan memiliki keinginan untuk mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang modern melalui harta benda yang dimilikinya.
Pada perkembangannya, mucul keinginan serta dorongan untuk mendirikan organisasi demi terpenuhinya keinginan tersebut serta supaya para anggota organisasi dapat meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai panutan.
Dengan sejarah tersebut menunjukkan bahwa Muhammadiyah memiliki tujuan yang baik dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan adalah hak setiap warga negara dan menjadi sebuah kebutuhan.
Melalui pendidikan, manusia dapat melakukan pengembangan diri dalam mengatur hidupnya serta menguatkan pemahaman untuk mengelola segala potensi yang ada pada dirinya. Pendidikan menjadi kunci utama untuk membuka pintu peradaban bangsa.
Peradaban berasal dari kepribadian yang matang, kepribadian yang matang diawali dengan kebiasaan yang konsisten yang berasal dari pembiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembiasaan akan lebih mudah dijalankan melalui proses pendidikan pada sekolah atau satuan pendidikan yang mutunya terjaga.
Pendidikan bergerak maju mencapai sebuah tujuan. Tujuan bisa tercapai apabila unsur didalamnya bergerak bersama dan bersungguh-sungguh. Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan bukan hanya pengembangan potensi namun juga mengarahkan pada keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian, layanan pendidikan dapat diberikan apabila semua warga negara atau masyarakat dapat mengakses dan bersekolah di manapun di seluruh wilayah Indonesia.
Adapun dalam menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas perlu peran dan pelibatan semua pihak, sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Abdul Mu’ti dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI pada tanggal 6 November 2024.
Prinsip tersebut merujuk pada 20/2023 Pasal 4 ayat (6), yang kurang-lebih berbunyi: “pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.”
Pendidikan dan Senjata Tantangan Zaman
Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sampai dengan pertengahan tahun 2024 jumlah penduduk Indonesia sebesar 281.603.800 jiwa.
Dengan jumlah penduduk yang besar, maka perlu peran dari banyak pihak dalam mendampingi dan mengelola masyarakat untuk menciptakan kesejahteraaan terutama dalam mewujudkan generasi terbaik, maka peran organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah sangat diperlukan.
Dengan jumlah demikian diperlukan infrastruktur berupa sekolah yang dapat menjadi tempat belajar dan pemenuhan hak pendidikan warga negara atau masyarakat. Muhammadiyah sebagai organisasi besar berperan dalam memberikan akses pendidikan, terutama pendidikan Islam kepada masyarakat luas.
Menyiapkan lingkungan yang dapat menguatkan kesadaran akan kehadiran Allah ditunjang dengan penguasaan ilmu pengetahuan seni dan teknologi yang relevan dengan tujuan penyelengaaraan pendidikan Indonesia.
Data dari suaramuhammadiyah.id, disebutkan bahwa jumlah satuan pendidikan dari tingkat SD-SMA atau sederajat terdapat kurang lebih 5.346 sekolah/madrasah dengan rincian SD/MI (sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah) berjumlah 2.453 sekolah, SMP/MTs (sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah) berjumlah 1.599 sekolah dan SMA/MA/SMK (sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan) berjumlah 1.294 sekolah.
Adapun menurut kompas.com, sampai September 2024 terdapat sekitar 167 PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah). Jika dikorelasikan dengan data tersebut maka akan banyak dari warga negara atau masyarakat yang dapat bersekolah atau memperoleh hak pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan dalam naungan Muhammadiyah.
Belum lagi pada perguruan-perguruan tinggi yang tentu telah dan akan terus melahirkan pemikir-pemikir dan para pakar dalam berbagai bidang untuk terus berkontribusi pada bangsa dan negara. Ditunjang dengan kemampuan manajerial organisasi dalam mengelola segala amal usaha yang dimiliki menjadikan lembaga-lembaga pendidikan tersebut tetap terjaga kualitasnya.
Dengan kualitas yang terjaga, maka pendidikan akan selalu dapat menjadi senjata utama dalam menghadapi segala tantangan zaman.
Sebagaimana cita cita Indonesia Emas 2045, diperlukan generasi bukan hanya sehat secara fisik namun juga cerdas lahir batin yang cara paling memungkinkan untuk mencapai itu adalah dengan penyediaan pendidikan yang berkualitas bagi segenap lapisan masyarakat terutama bagi generasi bangsa.
Merujuk juga pada tema peringatan Milad Muhammadiyah ke-122 yaitu ‘’Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua’’ yang tujuannya adalah penekanan pada komitmen Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan sejahtera. Salah satunya melalui penguatan pendidikan beriringan dengan penguatan ekonomi, sosial, kesehatan serta pengembangan komunitas.
Maka peringatan milad ini bukan saja termaknai secara seremonial namun juga fakta historis bahwa Muhammadiyah adalah cahaya bagi pendidikan Indonesia berkemajuan.
Editor Danar Trivasya Fikri