PWMU.CO – Warga Gang Mbalong Dusun Palirangan, Desa Payaman, Solokuro, Lamongan Jawa Timur ini ketagihan menikmati alunan musik trasional jidor dari Sendangagung.
Rasa itu terungkap saat musik tradisional jidor itu dimainkan siswa-siswa SMPM 12 dan MIM Sendangagung. Musik jidor ini merupakan kegiatan prasaji sebelum acara Pengajian Padang Bulan di mulai. Pengajian ini digelar di depan rumah pasangan suami istri Sugianto – Ninik Kholili binti Alifin, Rabu (20/11/2024).
Kegiatan yang dimulai jam 19.30 WIB itu dibuka dengan pra acara pengajian. Pagelaran “Jidor Surya Nada” dan acara inti pengajian oleh Ustadz KH Agus Salim Syukran MPdI yang notabene Wakil Pengasuh Ponpes Al-Ishlah Sendangagung.
Antusias warga Gang Mbalong terhadap acara pengajian ini memang tampak begitu besar. Sampai-sampai guyuran hujan yang lumayan deras itu tak mampu membuat mereka bergeming. Mereka tetap bertahan di tempat dan terus menyimak ceramah ustadz KH Agus Salim Syukran yang terkenal santun dan kalem.
Abdul Kholiq SE selaku panitia pelaksana pengajian mengaku senang dan bangga bisa menyedot massa begitu besar, dan ayah 3 anak ini yakin bahwa pengajian rutin tiap bulan ini lain dari pada biasanya karena adanya jidor.
“Sengaja dihadirkan jidor karena saya dan warga Gang Mbalong ini memang gemar musik yang rampak nan santun. Musik ini pas untuk dijadikan iringan pengajian,” tutur pria kelahiran 1979 ini.
“Ini merupakan penampilan keempat kalinya musik jidor pimpinan Iwantoro SPd tampil di Payaman. Sehingga tak heran jika warga menjadi ketagihan,”imbuhnya.
Iwantoro pun merasa tersanjung dengan sambutan warga Payaman ini. Warga benar-benar sangat menikmatinya.
“Ini tadi sudah ada yang ngomong tertarik mau mengundang jidor Surya Nada karena enak dan rancak musiknya,” tutur ayah 2 anak ini.
“Permainan kendang dan gambangnya bagus sekali. Padahal pemainnya masih usia belasan tahun. Warga sini suka musik ini, bahkan saking senangnya seolah tak mau berhenti meskipun suara rebana dan jidor makin berat dan tidak nyaring akibat kena hujan,” pungkas Ngajiono salah satu warga Palirangan. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Notonegoro