PWMU.CO-Aceh dikenal sebagai Bumi Serambi Mekkah karena tradisi Islamnya yang kental. Persyarikatan Muhammadiyah pernah menggelar muktamar di Banda Aceh tahun 1995 yang dibuka oleh Presiden Soeharto. Namun jangan dulu menganggap nama Muhammadiyah sudah akrab dengan kehidupan masyarakat Aceh terutama di pedesaan.
Kasus pembakaran balai dan pilar Masjid Taqwa di Gampong Sangso Kec. Samalanga Kab. Bireuen pada Selasa(17/10/2017) malam adalah contohnya. Masjid ini dibangun oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Samalanga yang sudah diurus sejak tiga tahun lalu.
BERITA TERKAIT Berita Foto: Inilah Orang-Orang yang Berada di Lokasi Pembakaran Masjid Taqwa Muhammadiyah Samalanga Aceh
Begitu berita pembakaran itu mencuat, respon media sosial amat riuh. Sebelumnya spanduk, pamflet, selebaran juga terpasang di banyak tempat di Samalanga, kecamatan yang berjarak 47 km dari Kota Bireuen. Kota Bireuen sendiri sejauh 223 km di selatan Banda Aceh.
Samalanga, kecamatan yang terletak paling utara, dikenal sebagai wilayah santri karena di sini banyak dayah atau pesantren. Pesantren tertua adalah Dayah Mudi Mesra didirikan sejak zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Sekarang dipimpin ulama Teungku Hasanoel Bashry.
Berita terkait: Siang Masjid Taqwa Muhammadiyah Samalanga Aceh Dibangun, Malam Dibakar Orang
Komentar miring medsos, selebaran, dan coretan dinding atas pembakaran masjid menggambarkan bagaimana masyarakat setempat memandang Muhammadiyah. Di satu tembok Meunasah (Mushola) Sangso terdapat coretan berbunyi Wahabi Ramjadah Paleh Dari Anek Buei Sdr Asee Yahudi. Artinya, Wahabi anak haram laknat dari anak babi saudara anjing Yahudi.
Sebuah spanduk dipasang di persimpangan Desa Sangso sejak 24 Agustus lalu hingga sekarang belum diturunkan polisi. Bunyinya: Samalanga Kota Santri, Gerakan Masyarakat Kota Santri Samalanga Menolak Rencana Pembangunan Mesjid Tandingan di Desa Sangso karena Dapat Memicu Konflik dan Perpecahan Ummat.
Akun FB bernama Asoe Nangroe memposting berita pembakaran Masjid Taqwa dengan dikomentari: Dibakar massa bukan otk. Disambung caci maki terhadap penulis berita. Otk artinya orang tak dikenal. Maksudnya, masjid itu dibakar masyarakat karena ditolak bukan perorangan yang tak jelas.
Masih akun yang sama ketika chat dengan temannya Natusha yang menulis Apa mereka gak punya akal pikiran lagi. Penyebabnya apa? Dibalas oleh Asoe Nangroe karna sudah masuk ideologi Yahudi.Chat lain dari akun FB bernama Khairuddin Al Farisi menulis: Hapuskan wahabi di bumeo aceh. Akun Asoe Nagroe menjawab: Siap. Khairuddin Al Farisi menulis lagi: yg hna pteuh ulama dan aswaja, kateut mandum aju keudeh nyk di rsa.
Bahasa Aceh itu artinya: Hapuskan wahabi di negeri aceh.
Yang tidak patuh ulama dan aswaja bakar semua saja biar tahu rasa dia.
Akun lainnya dari Aziz Muda menulis Camat Samalanga lamin Yahudi. Muhammadiyah ideologi Yahudi bukan Islam yang sebenarnya.
Bahkan Camat Samalanga juga menjadi sasaran caci maki. Akun Ridha Andesta menulis: Nyan ken camat dalam kecamatan…Tpi camat calon mate…..(artinya: Itu bukan camat dalam kecamatan tapi camat calon mati).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bireuen, dr Athoilah Lathif, membenarkan mulai muncul provokasi terhadap Muhammadiyah setelah pembakaran itu. Bahkan ada akun yang mengajak untuk menggagalkan pembangunan masjid Muhammadiyah di Kecamatan Juli dan Peusangan.
”Sebenarnya Muhammadiyah di Samalanga bukan pendatang baru, sudah cukup lama ada jauh sebelum tokoh-tokoh sekarang ini yang menyebut istilah Aswaja,” kata Athoilah dihubungi Kamis (19/10/2017). ”Tokoh Muhammadiyah itulah yang mendirikan pesantren. Tapi lambat lain ada pergeseran hingga dipegang orang sekarang ini,” katanya.
Sebelum peristiwa pembakaran, sambung Athoilah, sudah beredar selebaran disebar ke warung-warung kopi. Isinya ajakan berdemo. Tapi pada hari H yang ditentukan tidak demo terjadi. ”Spanduk provokatif saya sudah minta Kasat Intel Polres Bireuen agar dilepas tapi belum ditanggapi. Ada orang Muhammadiyah mau melepas tapi saya larang karena khawatir muncul konflik,” ujarnya. (sgp)