Ia juga menyampaikan kepada jamaah yang pernah kehilangan uang dan mendapat musibah kehilangan anak, istri, harta benda, bahkan sakit, maka janganlah bersedih dan putus asa, tapi yakinlah akan Allah ganti dengan kebaikan yang lebih banyak. Sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surat Ali Imron 139 :
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩
Artinya: Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.
Ayat ini menjelaskan bahwasanya hidup itu tidak boleh lemah, terlalu bersedih dan khawatir, karena manusia makhluk yang mulia dan tinggi derajatnya disisi Allah SWT.
Jadi, Apa yang hari ini kamu cita-citakan dan yang sedang kamu kerjakan jangan sekali-kali kamu lemah dan jangan sekali-kali kamu sedih. Semua orang dalam keadaan mulia dan memiliki potensi.
“Semua orang yang hidup di dunia ini punya potensi (bakat, kemampuan, talenta, ilmu). Tapi syarat keberhasilannya harus jadi orang yang beriman,” jelas Ahmad Samsoni.
Ia juga mengatakan bahwa semua manusia yang terlahir ke dunia memiliki kemampuan atau potensi yang berbeda-beda. Maka dari itu, kemampuan tersebut harus digali, jika sudah digali, lalu minta kepada Allah SWT. Bagaimana cara memintanya? dijelaskan Allah SWT dalam surat Shad ayat 35 :
قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Artinya: Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.
Ia juga menyampaikan bahwa kita diberi kemampuan oleh Allah SWT, tetapi orang lain tidak memiliki kemampuan, talenta dan bakat itu, tentu saja kita sangat laris di tengah masyarakat karena sangat langka orang memiliki kemampuan itu. Bayangkan jika kemampuan itu dimiliki oleh anak-anak kita. Misal pintar mengoperasikan dan servis elektronik (HP, komputer dan lain-lain), tentu keahliannya ini sangat ditunggu orang lain.
“Untuk itu jika ingin punya kemampuan yang tidak dimiliki orang lain, gali dan asahlah ilmu serta kembangkan potensi diri sembari memperbanyak doa,” jelas mantan wakil ketua PDM Pasuruan dua periode itu.
Menurutnya hal yang tidak kalah penting setelah mengetahui dan mengembangkan potensi diri adalah sahabat atau teman, untuk mempromosikan diri kepada orang lain. Sebagaimana dicontohkan Nabi Musa AS yang memerlukan bantuan sahabatnya Harun dalam mengembangkan usaha dakwah tauhid. Dalam Surat Toha ayat 25-35 Allah SWT telah berfirman:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي (29) هَارُونَ أَخِي (30) اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي (31) وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي (32) كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا (33) وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا (34) إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا (35) }
Artinya: Berkata Musa, “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.”
“Alangkah indahnya hidup ini kalau ada partner (sahabat baik) yang membantu sehingga apa pun bisnis dan usaha yang dijalankan akan gampang dan mudah, karena ada teman baik yang membantu usaha kita,” pungkasnya. (*)
Penulis Zulkifli Editor Ni’matul Faizah