Materi Sekolah Muballigh
Pada kegiatan perdana ini, peserta dibekali pembelajaran mengenai aqidah dan akhlaq. Nur Ahmadi yang merupakan pemateri pada kesempatan tersebut menuturkan bahwa aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah. Keempatnya hanya perlu dipilah-pilah bukan dipisah. Jika dipisah biasanya orang hanya percaya adanya Allah, namun ia tidak menunaikan shalat, ia hanya percaya Adapun aqidah dan ibadahnya ia pisahkan.
“Ibadah yang ideal adalah kita yakin dengan keyakinan yang benar, ibadah sesuai dengan pilihan yang ada, berakhlaq dan bermuamalah dengan baik,” lanjutnya.
Pemateri memberikan pemaparan yang rinci sehingga peserta bisa memahami materi dengan baik dan cermat.
“Pembelajarannya yang seru dan bikin tambah semangat,” ucap Neza salah satu peserta Muballigh paling muda (18 Tahun) asal PCM Muncar.
Peserta diberi kesempatan untuk melakukan Istirahat, Sholat dan Makan (ISHOMA) sembari menunggu waktu penyampaian materi selanjutnya.
Setelah melaksanakan shalat ashar berjamaah, peserta kembali diberikan materi tahsin al Quran. Harapannya peserta tidak hanya bisa membaca al Quran namun juga dapat memahami dan mengetahui tata cara membaca al Quran yang baik dan benar.
Imron Efendi, sebagai pemateri memulai dengan memberi pemaparan umum mengenai tahsin al Quran serta kaidah-kaidah dalam membaca al Quran. Imron juga meminta peserta mengikutinya membaca surat Al-Fatihah secara bersama-sama, karena pentingnya kita memperbaiki bacaan surat al-fatihah yang merupakan induk al Quran.
Peserta juga diminta untuk langsung mempraktikkan tata cara membaca makhorijul huruf mulai dari huruf Ba’ sampai Ta’.
“Peserta sangat interaktif serta dapat melaksanakan kegiatan mulai awal sampai akhir dengan baik. Harapannya peserta tetap istiqomah dan tetap bersemangat dalam mengikuti sekolah muballigh Muhammadiyah,” tutup Imron Efendi di tengah penyampaian materi tahsin. (*)
Penulis Nabila Ayu Editor Amanat Solikah