PWMU.CO – Surat an-Nur ayat 35 dalam al-Quran adalah ayat yang penuh makna, baik secara spiritual maupun ilmiah. Ayat ini mengibaratkan cahaya Allah sebagai sumber terang yang menyinari langit dan bumi, dengan metafora pelita di dalam kaca yang cahayanya bersinar bagaikan bintang yang bercahaya.
Tafsir ayat ini juga sering dikaitkan dengan simbol pencerahan Ilahi yang memberikan petunjuk kepada manusia. Namun, cahaya dalam konteks ini juga memiliki dimensi ilmiah yang dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk perkembangan teknologi, seperti pertanian cerdas.
Tafsir “nurun ‘ala nur” (cahaya di atas cahaya) dalam ayat ini dapat dipahami sebagai harmoni dan integrasi antar berbagai elemen untuk menciptakan kebermanfaatan lebih besar. Dalam konteks pertanian cerdas, cahaya menjadi elemen kunci yang dioptimalkan untuk mendukung keberlanjutan pangan. Penelitian dan inovasi berbasis teknologi cahaya memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah yang pertama kali dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim.
Sejarah ilmu pengetahuan mencatat Ibn al-Haytham sebagai salah satu pelopor dalam studi cahaya. Karyanya, Kitab al-Manazir, menjelaskan bagaimana cahaya dapat dipantulkan, dibiaskan, dan dipecah menjadi warna-warna berbeda menggunakan prisma. Temuannya ini menjadi fondasi bagi ilmu optik modern, yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan Barat seperti Isaac Newton.
Penemuan tentang spektrum cahaya ini relevan dengan smart farming saat ini. Dalam pertanian modern, pencahayaan buatan berbasis lampu LED digunakan untuk memberikan spektrum cahaya tertentu sesuai kebutuhan tanaman, misalnya, cahaya merah mempercepat pembungaan, sedangkan cahaya biru membantu pertumbuhan vegetatif. Teknologi ini mengoptimalkan proses fotosintesis sehingga produktivitas tanaman meningkat tanpa bergantung sepenuhnya pada sinar matahari.
Penulis telah melakukan penelitian yang mendalami korelasi antara tafsir Surat An-Nur ayat 35 dengan aplikasi teknologi modern dalam bidang pertanian. Tafsir ini menunjukkan bahwa “nur Ilahi” bukan hanya sekadar petunjuk spiritual, tetapi juga mendorong manusia untuk menggali ilmu pengetahuan demi kebermanfaatan umat.
Konsep tersebut diterapkan dalam teknologi pencahayaan cerdas, di mana harmoni antara cahaya alami dan buatan mampu menciptakan solusi pertanian yang efisien dan berkelanjutan.
Dalam penelitian ini, cahaya buatan berbasis lampu LED dengan spektrum tertentu diuji pada tanaman dalam sistem pertanian terkendali. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan produktivitas tanaman hingga 25 persen dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, teknologi ini juga mengurangi penggunaan energi hingga 40 persen dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Pertanian cerdas adalah wujud nyata integrasi ilmu pengetahuan dan nilai spiritual. Dengan menggunakan teknologi pencahayaan berbasis spektrum, sistem ini memungkinkan pengelolaan pertanian yang lebih presisi. Sensor berbasis Internet of Things (internet untuk segalanya) memantau intensitas cahaya, suhu, dan kelembapan, serta memberikan data setiap saat kepada petani untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Teknologi ini sejalan dengan prinsip Islam yang mendorong manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kebaikan umat, sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Mulk ayat 15, “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.”
Harmoni antara cahaya Ilahi dan teknologi modern tercermin dalam inovasi ini karena dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam, seperti air dan tanah, sekaligus meningkatkan efisiensi produksi pangan.
Hal tersebut juga menjadi langkah konkret dalam menjawab tantangan global terkait ketahanan pangan dan perubahan iklim.
Dari perspektif tafsir Surat an-Nur ayat 35 hingga temuan ilmuwan Muslim seperti Ibn al-Haytham, cahaya tidak hanya menjadi simbol spiritual, tetapi juga elemen penting dalam pengembangan teknologi.
Selain itu, dalam smart farming, cahaya menjadi pusat dari berbagai inovasi yang memungkinkan pertanian bisa lebih efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Penelitian yang menghubungkan antara tafsir Surat an-Nur ayat 35 dengan teknologi tersebut telah menunjukkan bahwa al-Quran merupakan sumber petunjuk dan dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan solusi yang relevan dengan tantangan zaman. Dari nur Ilahi hingga nur teknologi, manusia diajak untuk terus mengintegrasikan ilmu dan iman demi menciptakan keberkahan di bumi. (*)
Penulis Rais Nurwahyudin Editor Ni’matul Faizah