PWMU.CO– Muhammadiyah Kota Surabaya sudah menerapkan subsidi silang untuk mengurangi jurang antara sekolah maju dengan miskin lewat dana ta’awun. Sumber dananya diperoleh dari Uang Infaq Siswa (UIS), Uang Infak Guru (UIG) dan Uang Infak Karyawan (UIK) dari sekolah Muhammadiyah.
Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Muhammad Djemadi, dihubungi Jumat (20/10/2017). Penjelasannya itu menanggapi berita perlunya dibuat standar mutu Perguruan Muhammadiyah untuk mengurangi jurang sekolah maju dan terbelakang.
(Berita terkait: Kurangi Jarak Sekolah Kaya-Miskin, Perlu Standarisasi Mutu Sekolah Muhammadiyah)
Untuk mendapatkan dana itu, kata Djemadi, pengelola sekolah harus mengajukan surat ke Majelis Dikdasmen menyebutkan kebutuhan dan laporan keuangan. ”Dana ta’awun itu untuk membantu sekolah yang masuk kategori kurang maju. Bentuknya bisa hibah atau pinjaman lunak tergantung dari kondisi keuangan sekolah. Dana itu untuk kebutuhan biaya operasional, pembelian sarana prasarana, atau pembangunan fisik,” kata Djemadi.
Djemadi menyebutkan, sekolah yang pernah menerima dana ta’awun adalah SMP Muhammadiyah 3 Kupang Panjaan dengan memberikan pinjaman lunak senilai Rp 40 juta. Dana itu digunakan membeli komputer untuk persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
”Model pinjaman lunak kami pilih supaya dana ta’awun yang dikelola Majelis Dikdasmen tidak habis dan bisa terus diputar untuk membantu sekolah lainnya,” ujar dia menjelaskan.
Sekolah lainnya, sambung Djemadi, adalah MI Muhammadiyah 28 Lakarsantri. Sekolah ini baru berdiri pada tahun ajaran 2016-2017. MIM 28 mengajukan bantuan dana operasional karena Anggaran Pendapatan dan Belanja sekolah ini minus Rp 2,8 juta. ”Kami memberi subsidi sebesar Rp 2,5 juta per bulan yang uangnya kami serahkan total setahun,” tuturnya. ”Kekurangannya yang Rp 300 ribu kami minta mandiri.”
Perguruan Muhammadiyah lainnya yang menjadi prioritas untuk dibantu menggunakan dana ini, kata Djemadi melanjutkan, adalah SDM 7, SDM 13, SDM 19 dan MIM 23, serta SMPM 16. ”Sekolah-sekolah itu kita prioritaskan untuk dibantu karena muridnya sedikit dan melengkapi sarana prasarananya,” pungkasnya.
Selain lewat Majelis Dikdasmen, Perguruan Muhammadiyah yang maju seperti SMA Muhammadiyah 2 Pucang mempunyai program membantu meningkatkan mutu sekolah Muhammadiyah lainnya. Kepala SMAMDA, Astajab MM, menyebutkan, telah membantu beberapa sekolah Muhammadiyah. Salah satunya SMPM 3 berupa bantuan sarana dan prasarana. Selain itu juga sekolah Muhammadiyah di Pacitan dan di Samarinda. (aan)