PWMU.CO – Hari Santri memang masih tanggal 22 Oktober, namun nuansanya mulai terasa Jumat (20/10/17) hari ini, saat para siswa SD Muhammadiyah 2 Gresik, atau yang dikenal dengan SD Muda Ceria, menyemarakkan even tersebut.
Sebanyak 350 siswa berduyun-duyun dari Gedung Oranye—sebutan untuk gedung sekolah—menuju ke Masjid Taqwa.
BACA Pelajar NU pun Bisa Juara di Sekolah Muhammadiyah: Gema Muharram 1439 H di SD Muda Ceria
Di masjid tersebut, siswa diajak untuk bermuhasabah. Suasananya mirip dengan rutinitas di pondok pesantren pada umumnya.
Acara inti adalah menyimak tausyiah Ustadz Adi Mustafa dari Badan Tajdied Centre (BTC) Gresik. Dalam tausianya Ustadz Adi, sapaan akrabnya, menyampaikan perihal kewajiban Muslim yang utama adalah membaca dan mengamalkan Alquran. Dia juga menyemangati para siswa dalam menghafal Al Quran.
“Hari Santri ini kita identikkan dengan hari memperbaiki kualitas kita dalam mempelajari Alquran. Terutama, membaca dan menghafalnya setiap hari,” pesannya.
Di surga kelak, lanjutnya, mereka akan dibangunkan istana megah dari emas dan penghuni dihiasi mahkota intan berlian. “Merekalah orang tua yang anak-anaknya dididik untuk menjadi penghafal Alquran,” ungkap Ustadz Adi diikuti tepuk tangan semangat dari seluruh siswa.
BACA JUGA Doa untuk Rohingya, SD Muda Ceria Ajari Siswa Berempati melalui Seni
Pembina Al Islam dan Kemuhammadiyahan SD Muda Ceria, M. Shodikin, menuturkan hal yang sama. Kita semua harus selalu dekat dengan Alquran. “Kapan pun dan di manapun,” kata Shodikin.
Dia menjelaskan, selain image sekolah yang unggul di bidang seni, SD Muda Ceria juga dijuluki sekolah hafidz. “Setiap hari ada pembelajaran khusus tahfidz dan tahsin Alquran. Harapan kami, setiap lulusan dapat menghafal Al Quran minimal juz 29 dan 30,” tutur dia.
Program tahfidz tersebut membuat bersekolah di SD Muda Ceria serasa seperti di pondok pesantren Yahfidzul Quran. (bee/ipin)