Membangun Lembaga Pendidikan Muhammadiyah
Dedikasi M Suzaini terhadap pendidikan tercermin dari sejumlah lembaga yang ia dirikan. Pada 1973, ia mendirikan TK Aisyiyah Takerharjo dengan istrinya, Bu Zuhriyah, sebagai kepala sekolah pertama.
Kemudian, pada 1978, ia mendirikan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Takerharjo dan menjabat sebagai kepala hingga 2001.
Pada 1985, beliau mendirikan Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) Takerharjo dan menjabat sebagai kepala madrasah periode 1985-1990.
Tak hanya itu, beliau juga memimpin Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Takerharjo periode 2000-2005.
Meski telah pensiun, M. Suzaini tetap aktif sebagai guru, imam, dan khatib hingga akhir 2023 saat kesehatannya mulai menurun.
Pelepasan yang Penuh Haru
Kabar duka disampaikan oleh adiknya, Abdul Hakim, melalui grup WhatsApp keluarga. Ketua PRM Takerharjo, Drs H Amirul Mu’minin, MA, mengumumkannya melalui pengeras suara Masjid Al-Jihad Takerharjo.
Tak kurang dari seribu pelayat hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Kelima anak almarhum—Rozin, Joni, Ain, Aun, dan Zimam—turut memandikan jenazah, sementara proses mengkafani dilakukan oleh modin setempat.
Jenazah kemudian dishalatkan di Masjid Al-Jihad, masjid yang didirikan oleh kakeknya pada 1920.
KH M. Tsabit, adik kandung almarhum, menyampaikan sambutan mewakili keluarga. “Kami bersaksi bahwa beliau adalah mahaguru dan pendiri Perguruan Muhammadiyah Takerharjo. Jika almarhum memiliki hutang, kami keluarga siap melunasinya,” ucapnya, mengacu pada hadis riwayat Bukhari tentang tanggung jawab keluarga atas hutang almarhum.
Salat jenazah dipimpin oleh KH Farid Dhofir, pengasuh Pondok Pesantren Refah, Gresik. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan bahwa amal akan selalu menemani almarhum, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari.
Jenazah dimakamkan di kompleks pemakaman kulon diiringi doa yang dipimpin oleh KH Ahmad Kasuwi Thorif, perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
“Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada almarhum serta memberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan,” ucapnya.
Kepergian Kiai M. Suzaini meninggalkan warisan besar dalam bentuk lembaga pendidikan dan nilai-nilai perjuangan. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai teladan bagi generasi penerus Muhammadiyah.
Penulis Mushlihin Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan