PWMU.CO – Lazismu (Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah Muhammadiyah) menggelar Lomba Karya Fotografi Kemanusiaan, sebagai bentuk komitmen Lazismu terhadap gerakan filantropi Islam, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Acara ini merupakan hasil kolaborasi dengan Media dan Komunikasi (Medkom) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah sekaligus mendukung pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2025 di BBPP MPV Yogyakarta.
Ketua Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, menyampaikan bahwa lomba ini dirancang untuk memanfaatkan fotografi sebagai media penyampai pesan kemanusiaan melalui kekuatan visual dan emosi.
“Teknologi fotografi kini semakin mudah diakses, bahkan hanya dengan menggunakan gadget. Karena itu, Lazismu memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk menyebarkan pesan-pesan kemanusiaan secara luas,” ujar Rais pada Jumat (29/11/2024).
Selain menonjolkan aspek seni, lomba ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan motivasi bagi para peserta. Rais berharap karya-karya fotografi yang dihasilkan mampu menggugah emosi, menyentuh hati, dan mendorong masyarakat untuk berbuat baik.
“Fotografi memiliki kekuatan untuk memicu empati dan emosi. Kami berharap lomba ini tidak hanya menghasilkan karya visual yang indah, tetapi juga membawa pesan yang mampu menginspirasi masyarakat untuk terus berbagi dan melakukan kebaikan,” tambahnya.
Melalui program ini, Lazismu juga ingin memperkuat identitasnya sebagai bagian dari Peryarikatan Muhammadiyah yang terus relevan dengan perkembangan zaman. Fotografi dipilih sebagai medium untuk menampilkan citra progresif Lazismu dan membangun kesadaran merek yang lebih kuat.
Selain lomba dan pameran, Rais menegaskan pentingnya evaluasi terhadap pencapaian dan dampak program ini.
“Pameran fotografi ini menjadi momen refleksi. Kami akan terus mengevaluasi dan menjaga komunikasi yang baik untuk memastikan pesan kemanusiaan yang disampaikan melalui foto dapat diterima dengan tepat,” tutupnya.
Langkah kreatif ini membuktikan bahwa gerakan filantropi Islam tidak hanya berkutat pada bantuan material, tetapi juga memanfaatkan seni dan teknologi untuk menyebarkan nilai kebaikan dan membangun kesadaran kolektif di masyarakat. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Azrohal Hasan